Painan (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat akan memudahkan layanan dokumen kependudukan hingga pelayan publik bagi warganya yang menjadi korban kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua.
"Layanan tersebut tidak hanya mengenai dokumen kependudukan namun juga sekolah dan lain sebagainya," kata Bupati Pesisir Selatan, Hendrajoni di Painan, Sabtu.
Selain itu pihaknya juga berencana untuk melakukan sejumlah opsi dalam upaya memulihkan kembali perekonomian mereka di kampung halaman pascakerusuhan tersebut.
"Kita sama-sama tahu, selamat saja pada kejadian itu sudah merupakan sebuah keajaiban. Saat ini mereka tidak punya harta benda karena semuanya ludes dibakar," katanya lagi.
Baca juga: Sempat dorong-dorongan pintu dengan perusuh, pelajar SMP asal Bayang ini selamat dari kerusuhan Wamena
Baca juga: 50 perantau Minang di Wamena Papua telah tiba di Sumbar
Ia mengatakan hal tersebut dilakukan sebagai bentuk keberpihakan terhadap para korban dan dalam mewujudkannya pihaknya bakal berkomunikasi dengan sejumlah pejabat di pemerintah pusat.
"Apakah nanti memperkuat para korban dengan modal usaha atau bisa saja dengan meningkatkan keterampilan mereka melalui pelatihan-pelatihan, yang pasti mereka akan kami perhatikan," katanya lagi.
Dari data yang dikantonginya sebanyak 232 perantau asal daerah setempat di Wamena sudah pulang ke daerah setempat, 132 orang pulang tanggal 3 Oktober 2019, 100 orang pada 4 Oktober 2019 dan hari ini dijadwal sebanyak 10 orang.
Dari catatan pihaknya juga terdapat sebanyak sembilan orang warga setempat yang meninggal dunia pada insiden berdarah tersebut.
Delapan diantaranya dimakamkan di Pesisir Selatan dan satunya lagi karena berbagai pertimbangan akhirnya dimakamkan di Wamena.
Sebagai bentuk kepedulian masing-masing ahli waris para korban diserahkan santunan sebanyak Rp9 juta, Rp5 juta dari pemkab dan sisanya Rp4 juta dari Baznas Pesisir Selatan.
Baca juga: Turuti anak, Yusi terhindar kerusuhan di Papua
Baca juga: Korban selamat kerusuhan Papua, Yusi nekad todongkan senjata ke kepala pastikan kondisi suami
"Layanan tersebut tidak hanya mengenai dokumen kependudukan namun juga sekolah dan lain sebagainya," kata Bupati Pesisir Selatan, Hendrajoni di Painan, Sabtu.
Selain itu pihaknya juga berencana untuk melakukan sejumlah opsi dalam upaya memulihkan kembali perekonomian mereka di kampung halaman pascakerusuhan tersebut.
"Kita sama-sama tahu, selamat saja pada kejadian itu sudah merupakan sebuah keajaiban. Saat ini mereka tidak punya harta benda karena semuanya ludes dibakar," katanya lagi.
Baca juga: Sempat dorong-dorongan pintu dengan perusuh, pelajar SMP asal Bayang ini selamat dari kerusuhan Wamena
Baca juga: 50 perantau Minang di Wamena Papua telah tiba di Sumbar
Ia mengatakan hal tersebut dilakukan sebagai bentuk keberpihakan terhadap para korban dan dalam mewujudkannya pihaknya bakal berkomunikasi dengan sejumlah pejabat di pemerintah pusat.
"Apakah nanti memperkuat para korban dengan modal usaha atau bisa saja dengan meningkatkan keterampilan mereka melalui pelatihan-pelatihan, yang pasti mereka akan kami perhatikan," katanya lagi.
Dari data yang dikantonginya sebanyak 232 perantau asal daerah setempat di Wamena sudah pulang ke daerah setempat, 132 orang pulang tanggal 3 Oktober 2019, 100 orang pada 4 Oktober 2019 dan hari ini dijadwal sebanyak 10 orang.
Dari catatan pihaknya juga terdapat sebanyak sembilan orang warga setempat yang meninggal dunia pada insiden berdarah tersebut.
Delapan diantaranya dimakamkan di Pesisir Selatan dan satunya lagi karena berbagai pertimbangan akhirnya dimakamkan di Wamena.
Sebagai bentuk kepedulian masing-masing ahli waris para korban diserahkan santunan sebanyak Rp9 juta, Rp5 juta dari pemkab dan sisanya Rp4 juta dari Baznas Pesisir Selatan.
Baca juga: Turuti anak, Yusi terhindar kerusuhan di Papua
Baca juga: Korban selamat kerusuhan Papua, Yusi nekad todongkan senjata ke kepala pastikan kondisi suami