Jakarta (ANTARA) - Kepala Biro Penerangan Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan RA, pelaku bom bunuh diri di depan Pos Pantau Lalu Lintas Tugu Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, pendiam dan jarang bersosialisasi.
Hal itu diketahui dari informasi yang diberikan ayah dan kakak RA.
"Pelaku cenderung sifatnya pendiam, jarang berkomunikasi dan jarang bersosialisasi," kata Brigjen Dedi kepada pers di Mabes Polri, Jakarta, Selasa.
Dedi mengatakan sebelum terjadinya peristiwa ledakan bom bunuh diri di Pos Pantau Kartasura, RA keluar dari rumahnya tanpa pamit kepada orang tuanya. Orang tuanya pun tidak mengetahui tujuan RA pergi.
"Tidak pamitan, hanya keluar dengan (menggunakan) sepeda motor, (orang tua) tidak tahu (RA mau) kemana. Tiba-tiba terjadi ledakan di pos polisi," katanya.
RA adalah pemuda berusia 22 tahun, dengan pekerjaan swasta, belum menikah, pendidikan terakhir SMA dan beralamat di Wirogunan, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah.
RA yang diketahui terpapar paham radikal ISIS, kini kondisi kesehatannya stabil dan masih dirawat di rumah sakit.
Sebelumnya terjadi peristiwa bom bunuh diri di Pos Pantau Lalu Lintas Tugu Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah pada Senin 3 Juni 2019 sekitar pukul 22.45 WIB.
Awalnya ada seorang tak dikenal menggunakan kaos berwarna hitam, celana jeans serta memakai headset berjalan menuju Pos Pantau Tugu Kartasura. Orang tersebut duduk di trotoar di depan pos.
Lalu sepuluh menit kemudian terjadi ledakan di depan pos yang mengakibatkan orang tersebut luka-luka.
Baca juga: Polri sebut pelaku bom bunuh diri di Kartasura terpapar ISIS, ini buktinya
Baca juga: Pengamat sarankan jangan sebarkan konten bom teroris Sukoharjo, ini dampak negatifnya
Baca juga: Perawatan medis pelaku bom Kartasura dipindahkan ke RS Bhayangkara Semarang
Baca juga: Polisi temukan barang bukti di rumah pelaku berkaitan dengan di TKP
Hal itu diketahui dari informasi yang diberikan ayah dan kakak RA.
"Pelaku cenderung sifatnya pendiam, jarang berkomunikasi dan jarang bersosialisasi," kata Brigjen Dedi kepada pers di Mabes Polri, Jakarta, Selasa.
Dedi mengatakan sebelum terjadinya peristiwa ledakan bom bunuh diri di Pos Pantau Kartasura, RA keluar dari rumahnya tanpa pamit kepada orang tuanya. Orang tuanya pun tidak mengetahui tujuan RA pergi.
"Tidak pamitan, hanya keluar dengan (menggunakan) sepeda motor, (orang tua) tidak tahu (RA mau) kemana. Tiba-tiba terjadi ledakan di pos polisi," katanya.
RA adalah pemuda berusia 22 tahun, dengan pekerjaan swasta, belum menikah, pendidikan terakhir SMA dan beralamat di Wirogunan, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah.
RA yang diketahui terpapar paham radikal ISIS, kini kondisi kesehatannya stabil dan masih dirawat di rumah sakit.
Sebelumnya terjadi peristiwa bom bunuh diri di Pos Pantau Lalu Lintas Tugu Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah pada Senin 3 Juni 2019 sekitar pukul 22.45 WIB.
Awalnya ada seorang tak dikenal menggunakan kaos berwarna hitam, celana jeans serta memakai headset berjalan menuju Pos Pantau Tugu Kartasura. Orang tersebut duduk di trotoar di depan pos.
Lalu sepuluh menit kemudian terjadi ledakan di depan pos yang mengakibatkan orang tersebut luka-luka.
Baca juga: Polri sebut pelaku bom bunuh diri di Kartasura terpapar ISIS, ini buktinya
Baca juga: Pengamat sarankan jangan sebarkan konten bom teroris Sukoharjo, ini dampak negatifnya
Baca juga: Perawatan medis pelaku bom Kartasura dipindahkan ke RS Bhayangkara Semarang
Baca juga: Polisi temukan barang bukti di rumah pelaku berkaitan dengan di TKP