Simpang Empat, (Antaranews Sumbar) - Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar) mengumumkan tanggap darurat tujuh hari terkait bencana banjir di daerah itu.
"Sesuai persetujuan bupati maka tanggap darurat selama tujuh hari diberlakukan sejak tanggal 11 Oktober sampai 18 Oktober 2018," kata Kepala Badan Perencanaan Daerah (BPBR) Pasaman Barat, Tri Wahluyo di Simpang Empat, Sabtu.
Ia mengatakan bencana banjir yang terjasi sejak Kamis (11/10) merupakan banjir terbesar yang ada di Pasaman Barat. Sebab, datangnya banjir secara serentak di 11 kecamatan yang ada.
"Saat ini dibeberapa titik lokasi banjir tim gabungan BPBD, Basarnas, PMI, TNI, Polri dan masih melakukan evakuasi terhadap korban banjir. Evakuasi secara swadaya dari masyarakat juga terus dilakukan," katanya.
Hingga Sabtu (13/10) pagi sejumlah lokasi banjir sudah mulai surut. Curah hujan juga sudah mulai berhenti.
Masyarakat saat ini juga sudah mulai berupaya menyelamatkan rumah tangga yang bisa diselamatkan.
"Memang di sejumlah titik lokasi banjir sudah mulai surut seperti di wilayah Jambak," ujarnya.
Sementara itu di lokasi Batang Saman yang sempat membuat arus transportasi terputus selama dua hari sudah mulai lancar.
Dari data sementara lebih dari 1.000 rumah yang terdampak banjir. Begitu juga lahan pertanian yang rusak lebih dari 1.000 hektare.
"Masyarakat di Tanjung Pangkal, Batang Saman, Koto Sawah Ujung Gading, Lubuk Gobing dan daerah lainnya masih mengungsi karena rumahnya masih tergenang air," sebutnya.
Kemudian dari data sementara, kerugian akibat banjir mencapai miliaran rupiah. Rumah yang rudak ratusan rumah.
Selain itu juga di sejumlah titik longsor terjadi seperti di Talamau, Kinali, Air Bangis dan Muaro Kiawai.
"Mudah-mudahan cuaca kembali baik dan air susut. Bantuan dari berbagai pihak juga sudah mulai mengalir," ujarnya. (*)
"Sesuai persetujuan bupati maka tanggap darurat selama tujuh hari diberlakukan sejak tanggal 11 Oktober sampai 18 Oktober 2018," kata Kepala Badan Perencanaan Daerah (BPBR) Pasaman Barat, Tri Wahluyo di Simpang Empat, Sabtu.
Ia mengatakan bencana banjir yang terjasi sejak Kamis (11/10) merupakan banjir terbesar yang ada di Pasaman Barat. Sebab, datangnya banjir secara serentak di 11 kecamatan yang ada.
"Saat ini dibeberapa titik lokasi banjir tim gabungan BPBD, Basarnas, PMI, TNI, Polri dan masih melakukan evakuasi terhadap korban banjir. Evakuasi secara swadaya dari masyarakat juga terus dilakukan," katanya.
Hingga Sabtu (13/10) pagi sejumlah lokasi banjir sudah mulai surut. Curah hujan juga sudah mulai berhenti.
Masyarakat saat ini juga sudah mulai berupaya menyelamatkan rumah tangga yang bisa diselamatkan.
"Memang di sejumlah titik lokasi banjir sudah mulai surut seperti di wilayah Jambak," ujarnya.
Sementara itu di lokasi Batang Saman yang sempat membuat arus transportasi terputus selama dua hari sudah mulai lancar.
Dari data sementara lebih dari 1.000 rumah yang terdampak banjir. Begitu juga lahan pertanian yang rusak lebih dari 1.000 hektare.
"Masyarakat di Tanjung Pangkal, Batang Saman, Koto Sawah Ujung Gading, Lubuk Gobing dan daerah lainnya masih mengungsi karena rumahnya masih tergenang air," sebutnya.
Kemudian dari data sementara, kerugian akibat banjir mencapai miliaran rupiah. Rumah yang rudak ratusan rumah.
Selain itu juga di sejumlah titik longsor terjadi seperti di Talamau, Kinali, Air Bangis dan Muaro Kiawai.
"Mudah-mudahan cuaca kembali baik dan air susut. Bantuan dari berbagai pihak juga sudah mulai mengalir," ujarnya. (*)