Limapuluh Kota, (Antaranews Sumbar) - Seniman asal Indonesia dan Thailand berkolaborasi dalam menampilkan tarian kolosal pada kegiatan Pasa Harau Culture and Art Festival 3 yang digelar pada tanggal 13 hingga 15 Juli 2018.
Pasa Harau Culture and Art Festival merupakan sebuah perhelatan seni dan budaya yang digelar di tengah-tengah masyarakat Nagari Harau Kecamatan Harau Kabupaten Limapuluh Kota Sumatera Barat (Sumbar).
"Tarian ini melibatkan 25 penari yang merupakan anak-anak Nagari Harau dan tergabung dalam sanggar Bintang Harau," kata koreografer asal Sumbar, Siska Aprisia di Harau, Jumat malam.
Ia menyebutkan, tarian kolosal tersebut merupakan kolaborasi dari tiga tarian yang berasal dari Sumbar, Lampung serta Thailand.
Menurutnya masing-masing tarian yang dikolaborasikan tersebut merupakan tarian penyambut tamu atau tarian selamat datang di daerah masing-masing.
"Untuk tarian dari Sumbar mengambil gerak dasar dari Ulu Ambek yang biasa digunakan saat menyambut tamu," ujarnya.
Koreografer asal Lampung, Kiki Rahmatika Syaher mengatakan dalam garapan tari ini ia mengambil dari gerakan Samber Melayang yang merupakan lambang dari kekuatan perempuan Lampung.
Sementara itu koreografer asal Thailand, Visaka Saeui menyebutkan dalam tarian ini ia memasukkan unsur-unsur gerakan dari tari Krong Yaw.
Menurut dia, Krong Yaw Dance merupakan tarian yang biasa ditampilkan secara berpasangan sebagai wujud kebahagiaan.
Lebih lanjut Visaka Saeui mengatakan pada penampilannya dalam Pasa Harau Culture and Art Festival ia mendapatkan pengalaman baru karena tampil langsung di tengah-tengah masyarakat.
"Di sini saya merasa penonton begitu dekat dengan penari dan masyarakat menjadi bagian dari penari itu sendiri," katanya. (*)
Pasa Harau Culture and Art Festival merupakan sebuah perhelatan seni dan budaya yang digelar di tengah-tengah masyarakat Nagari Harau Kecamatan Harau Kabupaten Limapuluh Kota Sumatera Barat (Sumbar).
"Tarian ini melibatkan 25 penari yang merupakan anak-anak Nagari Harau dan tergabung dalam sanggar Bintang Harau," kata koreografer asal Sumbar, Siska Aprisia di Harau, Jumat malam.
Ia menyebutkan, tarian kolosal tersebut merupakan kolaborasi dari tiga tarian yang berasal dari Sumbar, Lampung serta Thailand.
Menurutnya masing-masing tarian yang dikolaborasikan tersebut merupakan tarian penyambut tamu atau tarian selamat datang di daerah masing-masing.
"Untuk tarian dari Sumbar mengambil gerak dasar dari Ulu Ambek yang biasa digunakan saat menyambut tamu," ujarnya.
Koreografer asal Lampung, Kiki Rahmatika Syaher mengatakan dalam garapan tari ini ia mengambil dari gerakan Samber Melayang yang merupakan lambang dari kekuatan perempuan Lampung.
Sementara itu koreografer asal Thailand, Visaka Saeui menyebutkan dalam tarian ini ia memasukkan unsur-unsur gerakan dari tari Krong Yaw.
Menurut dia, Krong Yaw Dance merupakan tarian yang biasa ditampilkan secara berpasangan sebagai wujud kebahagiaan.
Lebih lanjut Visaka Saeui mengatakan pada penampilannya dalam Pasa Harau Culture and Art Festival ia mendapatkan pengalaman baru karena tampil langsung di tengah-tengah masyarakat.
"Di sini saya merasa penonton begitu dekat dengan penari dan masyarakat menjadi bagian dari penari itu sendiri," katanya. (*)