Padang, (Antaranews Sumbar) - Calon Wali Kota Padang Mahyeldi menyatakan komitmennya untuk menjabat selama lima tahun jika terpilih sebagai pemimpin Kota Padang pada Pilkada 2018.
"Jika diamanahkan oleh warga kota Padang saya siap dan komit membangun Padang lima tahun ke depan bersama Hendri Septa," kata dia di Padang, Jumat usai debat putaran terakhir.
Komitmen tersebut dikemukakannya menjawab pertanyaan banyak pihak apakah ia akan maju sebagai calon Gubernur Sumbar pada pilkada 2021.
Ia menyatakan pertanyaan tokoh masyarakat dan banyak pihak yang menyatakan pencalonan sebagai batu loncatan untuk menjadi calon gubernur tidak benar.
Karena itu ia memastikan akan menjalankan kepercayaan jika terpilih hingga selesai.
Sejalan dengan itu DPD PKS Kota Padang selaku partai pengusung pasangan Mahyeldi-Hendri Septa juga memastikan komitmen tersebut.
"Jika ditakdirkan Mahyeldi terpilih menjadi wali kota Padang untuk kedua kalinya kami pastikan akan menuntaskan jabatan hingga selesai," kata Ketua DPD PKS Kota Padang Gufron.
Ia mengatakan komitmen ini sebagai bentuk penegasan menjawab rumor yang menyatakan jika terpilih lagi baru dua tahun menjabat Mahyeldi akan meninggalkan kursi wali kota untuk maju sebagai calon Gubernur Sumbar.
"Kami di PKS sudah sepakat untuk menugaskan Mahyeldi hingga 2023 di Padang jika dipercaya masyarakat," ujarnya.
Pilkada Padang 2018 diikuti dua pasang calon yaitu Emzalmi-Desri nomor urut satu yang diusung delapan partai dan Mahyeldi-Hendri Septa nomor urut dua yang diusung PKS dan PAN.
Emzalmi merupakan Wakil Wali Kota Padang petahana yang berpasangan dengan Mahyeldi pada Pilkada Padang 2014 dan tampil sebagai pemenang. Sedangkan Wakil Emzalmi, Desri Ayunda pada pilkada Padang 2014 juga mencalonkan diri sebagai wali kota berpasangan dengan James Helyward
Sementara Mahyeldi merupakan wali kota petahana yang kembali mencalonkan diri dan berpasangan dengan Ketua DPD PAN Padang Hendri Septa.
Sebelumnya Pengamat politik Universitas Andalas (Unand) Edi Indrizal, M.Si menilai pilkada Padang 2018 akan berlangsung sengit karena peta kekuatan kandidat yang ikut berlaga relatif seimbang.
"Kompetisi akan berlangsung seru antara pasangan Mahyeldi-Hendri Septa dengan Emzalmi-Desri Ayunda," kata dia.
Ia menilai dua pasang kandidat yang dipastikan maju masing-masingnya punya keunggulan tersendiri.
"Untuk pasangan Emzalmi-Desri Ayunda keunggulannya diusung delapan partai politik, sehingga jika pasangan ini menang akan menguntungkan di parlemen dari sisi pembuatan kebijakan dan pengambilan keputusan politik antara eksekutif dengan legislatif,"katanya.
Akan tetapi ia mengingatkan walaupun pasangan Emzalmi-Desri diusung banyak partai politik mesin partai harus dioptimalkan agar bisa bekerja dengan baik mendulang suara,
"Apalagi sejatinya pilihan masyarakat saat pemilu dengan pilkada tidak sejalan karena pilkada lebih dominan faktor keunggulan figur," lanjut dia.
Pada sisi lain ia menilai pasangan calon wali kota Padang Mahyeldi dan Hendri Septa juga memiliki beberapa keunggulan sebagai modal untuk bisa memenangkan pilkada.
Pasangan ini merupakan perpaduan tokoh muda dengan tua sehingga bisa saling melengkapi apalagi saat ini sedang tren pemimpin muda.
Lalu dari sisi basis massa Hendri Septa memiliki modal cukup besar karena orang tuanya Asli Chaidir saat ini menjabat anggota DPR RI daerah pemilihan Sumatera Barat dengan basis suara dari Kota Padang.
Ini juga disempurnakan dengan mertuanya yang saat ini merupakan anggota DPD RI yaitu Leonardy Harmaini yang juga punya basis massa yang kuat di Padang, kata dia.
"Dengan komposisi ini mesin partai yang dimiliki PAN dan relasi yang dipunyai Hendri Septa diyakini akan memberikan keuntungan secara elektoral," katanya.
Kemudian terkait dengan isu putra daerah dengan kehadiran Hendri maka Mahyeldi yang berasal dari Kabupaten Agam bisa dilengkapi dengan karena Hendri berasal dari Padang. (*)
"Jika diamanahkan oleh warga kota Padang saya siap dan komit membangun Padang lima tahun ke depan bersama Hendri Septa," kata dia di Padang, Jumat usai debat putaran terakhir.
Komitmen tersebut dikemukakannya menjawab pertanyaan banyak pihak apakah ia akan maju sebagai calon Gubernur Sumbar pada pilkada 2021.
Ia menyatakan pertanyaan tokoh masyarakat dan banyak pihak yang menyatakan pencalonan sebagai batu loncatan untuk menjadi calon gubernur tidak benar.
Karena itu ia memastikan akan menjalankan kepercayaan jika terpilih hingga selesai.
Sejalan dengan itu DPD PKS Kota Padang selaku partai pengusung pasangan Mahyeldi-Hendri Septa juga memastikan komitmen tersebut.
"Jika ditakdirkan Mahyeldi terpilih menjadi wali kota Padang untuk kedua kalinya kami pastikan akan menuntaskan jabatan hingga selesai," kata Ketua DPD PKS Kota Padang Gufron.
Ia mengatakan komitmen ini sebagai bentuk penegasan menjawab rumor yang menyatakan jika terpilih lagi baru dua tahun menjabat Mahyeldi akan meninggalkan kursi wali kota untuk maju sebagai calon Gubernur Sumbar.
"Kami di PKS sudah sepakat untuk menugaskan Mahyeldi hingga 2023 di Padang jika dipercaya masyarakat," ujarnya.
Pilkada Padang 2018 diikuti dua pasang calon yaitu Emzalmi-Desri nomor urut satu yang diusung delapan partai dan Mahyeldi-Hendri Septa nomor urut dua yang diusung PKS dan PAN.
Emzalmi merupakan Wakil Wali Kota Padang petahana yang berpasangan dengan Mahyeldi pada Pilkada Padang 2014 dan tampil sebagai pemenang. Sedangkan Wakil Emzalmi, Desri Ayunda pada pilkada Padang 2014 juga mencalonkan diri sebagai wali kota berpasangan dengan James Helyward
Sementara Mahyeldi merupakan wali kota petahana yang kembali mencalonkan diri dan berpasangan dengan Ketua DPD PAN Padang Hendri Septa.
Sebelumnya Pengamat politik Universitas Andalas (Unand) Edi Indrizal, M.Si menilai pilkada Padang 2018 akan berlangsung sengit karena peta kekuatan kandidat yang ikut berlaga relatif seimbang.
"Kompetisi akan berlangsung seru antara pasangan Mahyeldi-Hendri Septa dengan Emzalmi-Desri Ayunda," kata dia.
Ia menilai dua pasang kandidat yang dipastikan maju masing-masingnya punya keunggulan tersendiri.
"Untuk pasangan Emzalmi-Desri Ayunda keunggulannya diusung delapan partai politik, sehingga jika pasangan ini menang akan menguntungkan di parlemen dari sisi pembuatan kebijakan dan pengambilan keputusan politik antara eksekutif dengan legislatif,"katanya.
Akan tetapi ia mengingatkan walaupun pasangan Emzalmi-Desri diusung banyak partai politik mesin partai harus dioptimalkan agar bisa bekerja dengan baik mendulang suara,
"Apalagi sejatinya pilihan masyarakat saat pemilu dengan pilkada tidak sejalan karena pilkada lebih dominan faktor keunggulan figur," lanjut dia.
Pada sisi lain ia menilai pasangan calon wali kota Padang Mahyeldi dan Hendri Septa juga memiliki beberapa keunggulan sebagai modal untuk bisa memenangkan pilkada.
Pasangan ini merupakan perpaduan tokoh muda dengan tua sehingga bisa saling melengkapi apalagi saat ini sedang tren pemimpin muda.
Lalu dari sisi basis massa Hendri Septa memiliki modal cukup besar karena orang tuanya Asli Chaidir saat ini menjabat anggota DPR RI daerah pemilihan Sumatera Barat dengan basis suara dari Kota Padang.
Ini juga disempurnakan dengan mertuanya yang saat ini merupakan anggota DPD RI yaitu Leonardy Harmaini yang juga punya basis massa yang kuat di Padang, kata dia.
"Dengan komposisi ini mesin partai yang dimiliki PAN dan relasi yang dipunyai Hendri Septa diyakini akan memberikan keuntungan secara elektoral," katanya.
Kemudian terkait dengan isu putra daerah dengan kehadiran Hendri maka Mahyeldi yang berasal dari Kabupaten Agam bisa dilengkapi dengan karena Hendri berasal dari Padang. (*)