Tuapeijat, (Antaranews Sumbar) - Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kabupaten Mentawai berencana menjadikan Solar Pack Dealer Nelayan (SPDN) yang dikelola Dinas Kelautan dan Perikanan setempat usaha perusahaan daerah ke depan.
Direktur BUMD Mentawai Kamser Sitanggang mengatakan, program atau usaha lain yang dilirik SPDN yang sebelumnya dikelolah DKP Mentawai namun sampai saat ini tak lagi beroperasi.
Dalam waktu dekat menunggu surat dari pemerintah untuk mengelolah SPDN di TPI untuk nelayan, kata dia di Tiapeijat, Kamis.
“Nelayan sangat membutuhkan itu karena jadi bahan bakar untuk melaut, kinj sedang menunggu rekomendasi kepada kita rencana ini memang belum bisa kita lakukan tahun ini, dsn semuanya bertahap,” kata Kamser.
“Untuk tahun ini fokus kita yaitu pembangunan bengkel dan penyediaan material,” tambahnya.
Terkait dengan pengelolaan potensi pertanian di Mentawai seperti kelapa, cengkeh, kata Kamser masih dalam proses perencananaan.
“Soal potensi pertanian juga menjadi fokus kita untuk ke depan karena salah satu tujuan kita adalah menetralisir harga, dalam rangka membantu petani agar tidak menjadi korban monopoli harga," ujarnya.
Namun, memang sudah disiapkan dan sementara akan mengelola batok kepala dan telah disurvey cara prosesnya dan hitungan harga juga sudah dapat.
"Inikan satu peluang untuk membangun industri pengolahan batok kelapa dijadikan arang yang kemudian kita jual ke pabrik untuk di ekspor ke luar Mentawai,” katanya.
Sementara itu potensi cengkeh BUMD Mentawai belum berani untuk mengelolanya karena modalnya sangat besar. “Jadi sektor-sektor itu akan menjadi program kita juga kelautan pertanian, tapi kita akan lakukan secara bertahap,” katanya.
Banyak program lain yang direncanakan dikelola oleh BUMD Mentawai juga terkait dengan –pengelolaan alat-alat berat yang rencana akan diberikan juga kepada BUMD.
“Tentu butuh penilaian baru diserahkan kepada kita dan kapal Pemda tentu ini butuh penilaian juga nilai aset berapa, kemungkinan juga tahun depan, kemudian PAM kita belum tahu juga sekarang berapa jaringannya, karena tanggung jawabnya juga berat,” kata Kamser. ***
Direktur BUMD Mentawai Kamser Sitanggang mengatakan, program atau usaha lain yang dilirik SPDN yang sebelumnya dikelolah DKP Mentawai namun sampai saat ini tak lagi beroperasi.
Dalam waktu dekat menunggu surat dari pemerintah untuk mengelolah SPDN di TPI untuk nelayan, kata dia di Tiapeijat, Kamis.
“Nelayan sangat membutuhkan itu karena jadi bahan bakar untuk melaut, kinj sedang menunggu rekomendasi kepada kita rencana ini memang belum bisa kita lakukan tahun ini, dsn semuanya bertahap,” kata Kamser.
“Untuk tahun ini fokus kita yaitu pembangunan bengkel dan penyediaan material,” tambahnya.
Terkait dengan pengelolaan potensi pertanian di Mentawai seperti kelapa, cengkeh, kata Kamser masih dalam proses perencananaan.
“Soal potensi pertanian juga menjadi fokus kita untuk ke depan karena salah satu tujuan kita adalah menetralisir harga, dalam rangka membantu petani agar tidak menjadi korban monopoli harga," ujarnya.
Namun, memang sudah disiapkan dan sementara akan mengelola batok kepala dan telah disurvey cara prosesnya dan hitungan harga juga sudah dapat.
"Inikan satu peluang untuk membangun industri pengolahan batok kelapa dijadikan arang yang kemudian kita jual ke pabrik untuk di ekspor ke luar Mentawai,” katanya.
Sementara itu potensi cengkeh BUMD Mentawai belum berani untuk mengelolanya karena modalnya sangat besar. “Jadi sektor-sektor itu akan menjadi program kita juga kelautan pertanian, tapi kita akan lakukan secara bertahap,” katanya.
Banyak program lain yang direncanakan dikelola oleh BUMD Mentawai juga terkait dengan –pengelolaan alat-alat berat yang rencana akan diberikan juga kepada BUMD.
“Tentu butuh penilaian baru diserahkan kepada kita dan kapal Pemda tentu ini butuh penilaian juga nilai aset berapa, kemungkinan juga tahun depan, kemudian PAM kita belum tahu juga sekarang berapa jaringannya, karena tanggung jawabnya juga berat,” kata Kamser. ***