Padang, (Antara Sumbar) - "Kalau  hamil  lagi saya memilih untuk melahirkan anak kedua  di Puskesmas Air Dingin," ucap Anggia Sri Wahyuni saat ditanya bagaimana pengalaman bersalin di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)  ketika melahirkan anak pertamanya.
 
 Lazimnya para ibu hamil tentu akan memilih tempat bersalin yang aman, nyaman dengan fasilitas lengkap dan tenaga medis yang andal. Harus diakui  Puskesmas bukan pilihan utama para ibu hamil untuk melahirkan karena selama ini hanya difungsikan sebagai tempat berobat dan konsultasi selama hamil.
 
 Namun semua keraguan apakah bersalin di Puskesmas aman dijawab oleh Anggia warga Lubuk Minturun, Kecamatan Koto Tangah Padang yang melahirkan menggunakan Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat.
 
 Momen bahagia yang ditunggu  Anggia dan suami  menunggu kelahiran anak pertamanya itu tiba  pada 8 Oktober 2017. Sekitar jam 03.30 WIB  dinihari ia  mulai merasakan sakit. Akhirnya bersama suami Anggia segera menuju Puskesmas Air Dingin yang hanya berlokasi sekitar satu kilometer dari rumahnya.
 
 Tiba di Puskesmas kedatangannya disambut oleh dokter residen yang  siaga 24 jam  melayani pasien  bersalin. Akhirnya dengan penuh perjuangan putra pertama Anggia lahir dengan selamat secara normal.
 
 Ia mengaku sejak awal memang memutuskan melahirkan di Puskesmas karena ketika melakukan konsultasi  saat hamil  dilayani dengan baik. 
 
 "Alhamdulillah pelayanan bagus dan tidak ada biaya tambahan yang dikenakan," katanya.
 
 Pengguna kartu Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat itu cukup membawa kartu kepesertaan dan kartu keluarga. Selebihnya ia tak mengeluarkan uang sepeser pun untuk proses persalinannya yang dalam kondisi normal bisa menelan biaya sekitar Rp500 ribu.
 
 Naik 100 persen
 
Sementara Kepala Puskesmas Air Dingin Padang dr Citra Septiyenri mengakui sejak era JKN-KIS terjadi peningkatan pasien yang bersalin di Puskesmas tersebut.
 
 "Sebelumnya hanya dua atau tiga pasien sebulan, sekarang bisa lima orang sebulan yang melahirkan," katanya.
 
 Puskesmas Air Dingin merupakan salah satu dari tiga Puskesmas di Kecamatan Koto Tangah yang melayani persalinan selain Puskesmas Lubuk Buaya dan Ikur Koto.
 
 Ia mengatakan untuk melayani persalinan Puskesmas Air Dingin memiliki tiga ruang rawat inap yang bisa menampung tiga pasien secara bersamaan.
 
 Untuk fasilitas pendukung lainnya di sini cukup  lengkap mulai dari USG dan saat ini telah ada kerja sama dengan Fakultas Kedokteran Unand menempatkan mahasiswa kedokteran yang mengambil spesialis kebidanan dan kandungan siaga 24 jam.
 
 "Jadi ada dokter residen yang siaga 24 jam untuk pemeriksaan kehamilan sampai dengan melayani persalinan," ujarnya.
 
 Ia memastikan jumlah tenaga medis untuk melayani persalinan cukup karena bidan saja ada 26 orang dan didukung 13 perawat serta empat dokter dan satu dokter residen yang siaga.
 
 Untuk meningkatkan kapasitas tenaga medis melayani persalinan pihaknya rutin mengirim tenaga yang ada mengikuti beragam pelatihan dalam rangka memperdalam keahlian dan keterampilan.
 
 Sementara untuk pemeriksaan kehamilan Puskesmas Air Dingin melayani  konsultasi mulai dari trimester pertama hingga ketiga atau minimal empat kali selama hamil.
 
 "Kami juga rutin memberikan edukasi dan pengetahuan kepada ibu hamil lewat kelas ibu hamil yang dikelola bidan di wilayah masing-masing," ujarnya.
 
 Karena pelayanan yang cukup baik rata-rata kunjungan pemeriksaan kehamilan meningkat 50 persen, dulu 100 sekarang 150 kunjungan   per bulan.
 
 Tidak hanya itu Puskesmas juga menyediakan layanan ambulans jika dalam kondisi tertentu pasien harus dirujuk.
 
 Kemudian Puskesmas juga menyediakan rumah tunggu persalinan untuk ibu hamil yang rumahnya jauh dan belum waktunya melahirkan sehingga bisa diinapkan hingga bayinya lahir.
 
 "Jadi pasien bisa menunggu dulu di rumah tunggu persalinan dari pada harus bolak balik ke rumah," katanya.
 
 Mengantisipasi terus meningkatnya jumlah ibu hamil yang akan bersalin Puskesmas Air  berencana membuat dapur khusus untuk memasak menu bagi pasien.
 
 "Selama ini kan masih dipesan, kalau sudah ada dapur bisa dikelola langsung oleh tenaga gizi," katanya.
 
 Ia memastikan melahirkan di Puskesmas aman karena infrastruktur sudah lengkap dan ada dokter residen.
 
 "Jadi masyarakat tidak perlu ragu lagi kalau mau melahirkan di Puskesmas, bagi peserta JKN tidak dikenakan biaya tambahan," ujarnya.
 
 Terkait dengan program JKN-KIS untuk persalinan  Citra menilai sudah berjalan cukup baik dan berpesan agar kerja sama dapat ditingkatkan.
 
 Sementara salah seorang Bidan Puskesmas Air Dingin Afrida  mengatakan selama ini pihaknya cukup banyak melayani pasien JKN-KIS untuk persalinan.
 
 Dengan adanya JKN-KIS  ia mengaku terbantu melayani pasien bersalin karena lebih mudah dalam memberikan pelayanan dan jika memberikan rujukan juga gampang.
 
 "Kalau pasien bukan peserta JKN-KIS  dan secara indikasi medis harus)dirujuk biasanya saya berpikir ada uang nggak nih si ibu, sementara kalau peserta JKN-KIS kan jelas ditanggung jadi aman," katanya.
 
 Apalagi sudah ada Ambulans yang siaga dan rumah sakit rujukan yang jelas, lanjut dia.
 
 Selain itu kehadiran dokter Program Pendidikan Dokter Spesialis kandungan dan kebidanan cukup membantu karena jika ada kendala bisa langsung ditangani.
 
 "Untuk kendala yang dihadapi adakalanya peserta tersebut dokumennnya tidak lengkap seperti tidak ada kartu keluarga sehingga menyulitkan untuk verifikasi," kata bidan yang sudah bertugas sejak 1999 ini.
 
 Kemudian tak jarang ia menemukan karena pasangan muda belum memiliki kartu keluarga sendiri dan masih terdaftar di kartu keluarga orang tua.
 
 "Namun biasanya tetap dilayani selagi Nomor Induk Kependudukannya tepat," kata dia.
      
 

Pewarta : Oleh Ikhwan Wahyudi
Editor : Ikhwan Wahyudi
Copyright © ANTARA 2024