Padang, (Antara Sumbar) - Bank Indonesia (BI) perwakilan Sumatera Barat (Sumbar) memperkirakan komoditas administered price atau barang diatur pemerintah menjadi pemicu inflasi yang dominan di provinsi itu pada 2017.

          Kenaikan tarif dasar listrik secara bertahap serta potensi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak akan mendorong laju inflasi Sumbar pada tahun ini, kata Kepala BI perwakilan Sumbar, Puji Atmoko di Padang, Selasa saat bersilaturahim dengan awak media massa.  
    
 Ia menambahkan  pada 2016  komoditas penyumbang inflasi terbesar di Sumbar berasal dari produk pangan yang bergejolak yaitu cabai merah dengan andil 1,50 persen, beras 0,33 persen dan bawang merah 0,14 persen.

          Kemudian pada kelompok barang diatur pemerintah rokok filter dan kretek menjadi penyumbang inflasi terbesar dengan andil 0,26 persen dan 0,22 persen, kata dia.

         Lalu pada kelompok inti biaya SMA serta mobil menjadi pemicu inflasi pada 2016 dengan andil masing-masing 0,23 persen dan 0,18 persen.

         Ia menyebutkan pada 2017 dari kelompok inti inflasi disebabkan kenaikan tarif ponsel pada awal tahun, peningkatan konsumsi seiring membaiknya daya beli serta dampak lanjutan penyesuaian harga barang diatur pemerintah.

         Sementara dari sisi pangan bergejolak  inflasi disebabkan oleh gangguan produksi dan distribusi akibat anomali cuaca, katanya.

         Berdasarkan data yang dihimpun dari Badan Pusat Statistik (BPS) sejak Januari inflasi tahunan Sumbar selalu berada di atas angka nasional.

         Pada Januari 2017 inflasi Sumbar 5,39 persen sedangkan nasional 3,49 persen, Februari inflasi Sumbar 4,45 persen  dan nasional 3,8 persen, Maret inflasi Sumbar 3,82 persen dan nasional 3,61 persen, April inflasi Sumbar 4,56 persen dan nasional 4,17 persen.

         Sementara menjelang Ramadhan 2017 secara bulanan Sumbar  mengalami deflasi 0,30 persen pada April 2017.

         "Berlimpahnya pasokan bahan pangan menjadi pemicu terjadinya deflasi pada April 2017," kata Puji.

         Ia menyampaikan  Laju deflasi bulanan  Sumbar pada April 2017, merupakan yang terdalam ke-5 dari 13 provinsi yang mengalami deflasi.

         Deflasi kelompok bahan pangan bergejolak  disumbang oleh turunnya harga cabai merah, daging ayam ras dan bawang merah, katanya.

         Ia menilai penurunan harga komoditas tersebut khususnya cabai merah sebagai akibat melimpahnya pasokan di pasar baik yang berasal dari cabai lokal maupun cabai.

         Sebelumnya  BPS Sumbar  mencatat kota Padang mengalami deflasi 0,03 persen pada April 2017 disebabkan penurunan harga  pada kelompok bahan makanan biaya pendidikan.

         Deflasi  disebabkan  oleh penurunan indeks  pada kelompok bahan makanan yaitu  cabai merah ayam ras serta peralatan pendidikan  berupa buku tulis dan pensil , kata Kepala BPS Sumbar, Sukardi.

         Ia menyebutkan di  Padang pada  April 2017  komoditas yang mengalami  penurunan harga antara lain cabai merah, daging ayam ras, kangkung, bayam, telur ayam ras, bawang merah, buncis,  cabai rawit, cabai hijau dan lainnya. (*)

Pewarta : Ikhwan Wahyudi
Editor :
Copyright © ANTARA 2024