Padang, (Antara Sumbar) - Sebanyak 4.858 wisatawan asing berkunjung ke Sumatera Barat (Sumbar) pada Mei 2016  atau mengalami peningkatan 19,47 persen dibandingkan April 2016.

         "Kunjungan wisatawan asing pada Mei  2016 memberikan kontribusi sebesar 0,56 persen terhadap total wisman yang berkunjung ke Indonesia sebanyak  872.534 orang," kata Kepala Badan Pusat  Statistik (BPS) Sumbar, Dody Herlando di  Padang, Sabtu.

         Menurut dia kunjungan  pada Mei   2016  tersebut  masih didominasi oleh wisatawan asal Malaysia sebanyak 3.377 orang, Australia 198 orang, dan Perancis 70 orang.

         Kemudian  kunjungan dari negara lainnya Inggris   32 orang, Amerika Serikat  27 orang, Tiongkok 20 orang, Singapura 15 orang dan negara lainnya 830 orang, ujarnya.

         Ia memastikan jumlah yang terdata tersebut adalah mereka yang masuk melalui imigrasi di Bandara Internasional Minangkabau (BIM), jika sebelumnya dari Jakarta atau Medan maka akan di data di bandara kedatangan.

         Sebelumnya Asdep Pengembangan Segmen Pasar Bisnis dan Pemerintah Kementerian Pariwisata, Tazbir mengatakan pihaknya   akan mengembangkan konsep wisata halal di Sumatera Barat sebagaimana yang telah dikembangkan di Nusa Tenggara Barat.

         "Kami melihat Sumbar  potensial untuk pengembangan wisata halal karena secara kultur dikenal cukup religius, apalagi banyak wisatawan Malaysia yang datang," tambah dia .

         Ia menjelaskan yang dimaksud dengan wisata halal berkaitan dengan konsep universal seperti menyajikan makanan yang sehat, akomodasi yang bersih, dan kebaikan untuk manusia sehingga diterima semua kalangan.

         "Kami ingin sekali Sumbar bisa mendapat prestasi sebagaimana NTB yang memperoleh penghargaan  World's Best Halal Tourism Destination atau daerah tujuan wisata halal terbaik mengingat daerah ini cukup Islami," ujarnya.

         Ia menilai Sumbar punya potensi untuk itu dan tinggal mempersiapkan produknya berupa tempat-tempat yang dikunjungi wisatawan dengan  mencirikan wisata halal.

         Halal ini sudah menjadi tuntutan masyarakat dunia, walaupun merasa sudah halal tapi orang lain belum kalau tidak ada merek resmi, kata dia.

Pewarta : Ikhwan Wahyudi
Editor :
Copyright © ANTARA 2024