Padang, (AntaraSumbar) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Barat (Sumbar), mencatat indeks tendensi konsumen di daerah itu pada triwulan IV 2015 mencapai 99,10 atau turun dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 100,61.

         "Artinya kondisi ekonomi konsumen di Sumbar turun dan kurang optimis dari triwulan sebelumnya," kata Kepala BPS, Sumbar Dody Herlando di Padang, Jumat.

         Ia menjelaskan indeks tendensi konsumen  adalah indikator perkembangan ekonomi terkini yang dihasilkan BPS melalui survei tendensi konsumen  yang  menggambarkan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan.

         Lebih lanjut, ia mengatakan dalam melaksanakan survei dilakukan secara panel antar triwulan untuk memperoleh gambaran yang lebih akurat mengenai perubahan persepsi konsumen antar waktu.

         Pelaksanaan  survei dilakukan di Kabupaten Agam, Kota Padang, Kota Solok dan Kota Bukittinggi dengan jumlah sampel 28 blok sensus, ujar dia.

         Ia menyampaikan  turunnya  indeks tendensi konsumen disebabkan dua variabel pembentuk  yaitu  pengaruh inflasi terhadap total pengeluaran rumah tangga  dan variabel volume atau frekuensi konsumsi rumah tangga.

         Sementara Indeks Tendensi Konsumen Sumbar  pada triwulan I  2016 diperkirakan sebesar 98,14  yang bermakna kondisi ekonomi masih mengalami penurunan dan tingkat optimistis konsumen diperkirakan juga turun  dibandingkan triwulan IV  2015.

         Ia mengatakan indeks tendensi konsumen triwulan IV berada di bawah indeks nasional  yang berada pada posisi  102,46  menempati  urutan kedelapan diantara  provinsi  lain di  Sumatera.

         Sementara, Bank Indonesia (BI) perwakilan Sumatera Barat (Sumbar) mencatat angka konsumsi rumah tangga di daerah itu pada triwulan III 2015 meningkat mencapai 4,2 persen yang  pada periode sebelumnya hanya 4,1 persen.

         "Konsumsi rumah tangga masih menjadi penopang pertumbuhan Sumbar karena andilnya mencapai 52,4 persen terhadap total pendapatan domestik regional bruto (PDRB)," kata Kepala Perwakilan BI Sumbar, Puji Atmoko.

         Menurut dia membaiknya daya beli masyarakat seiring terjadinya deflasi sepanjang triwulan I 2015 mendorong penguatan konsumsi rumah tangga.

         "Turunnya harga-harga barang dan jasa selama tiga bulan pertama di awal 2015 mendorong optimisme masyarakat terhadap perekonomian Sumbar," ujar dia.

          BI perwakilan Sumbar mencatat pertumbuhan  konsumsi rumah tangga di wilayah itu pada triwulan III 2015 turun dibandingkan triwulan sebelumnya karena rendahnya  daya beli dan pendapatan masyarakat.

         Pertumbuhan konsumsi rumah tangga Sumbar  triwulan III 2015  4,3 persen, sementara pada triwulan II 2015 mencapai 4,4 persen, katanya.

         Menurut dia hal tersebut juga merupakan dampak dari melemahnya nilai tukar rupiah serta rendahnya permintaan dunia terhadap komoditas Sumbar.

         Penurunan konsumsi tersebut berdampak signifikan terhadap perlambatan kinerja ekonomi Sumbar  karena kontribusinya  mencapai 51,6 persen  terhadap pendapatan domestik bruto Sumbar, lanjut dia.

         Ia mengatakan melemahnya konsumsi rumah tangga tercermin dari menurunnya optimistis  masyarakat terhadap kondisi perekonomian. (*)

Pewarta : Ikhwan Wahyudi
Editor :
Copyright © ANTARA 2024