Sawahlunto, 9/1(Antara) - Kepala Polisi Sektor (Kapolsek) Barangin Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, Iptu Efriadi, memperkirakan bencana longsor susulan akan mengancam sekitar tempat tinggal 12 Kepala Keluarga(KK) dan ratusan rumah lainnya pada dua kawasan di daerah tersebut.
"Petugas mendeteksi ada dua titik kawasan yakni, Bantingan dan Saringan, yang kondisi tebingnya terdapat retakan tanah dan keberadaannya tepat diatas permukiman warga," kata dia, saat ditemui di lokasi bencana tanah longsor kawasan permukiman Blok Ombilin Sawahlunto, Sabtu.
Kondisi tersebut, lanjutnya, bisa memicu terjadinya longsor susulan di kawasan tersebut apabila tingkat curah hujan yang mengguyur daerah itu masih tinggi.
Dia mengatakan, pihaknya sudah menginformasikan kondisi itu kepada seluruh KK berisiko terdampak bencana tanah longsor serta pihak terkait lainnya, namun hingga Sabtu(9/1) ia beserta jajarannya masih menunggu tindak lanjut terkait permasalahan tersebut.
"Kami telah menyarankan seluruh warga yang berisiko untuk diungsikan sementara waktu ke tempat yang lebih aman, sehingga potensi timbulnya korban jiwa jika bencana tanah longsor yang dapat tiba sewaktu-waktu bisa ditekan dan potensi kerugian lebih besar mampu diperkecil," kata dia.
Namun, lanjutnya, masyarakat yang berpotensi terkena dampak bencana longsor susulan tersebut, masih menolak untuk mengosongkan rumahnya.
Disamping alasan keamanan barang-barang berharga milik mereka, sebagian masyarakat juga mengeluhkan tentang belum adanya keputusan tempat pengungsian yang jelas bagi mereka dari pihak Pemerintah Kota Sawahlunto.
Hingga berita ini diturunkan, kondisi cuaca di kota itu terus memburuk dan hujan berintensitas sedang masih terlihat mengguyur hampir seluruh daerah permukiman sekitar tebing curam dan daerah aliran sungai Batang Lunto dan Batang Ombilin yang melintasi beberapa kawasan di kota itu.
Sebelumnya, Wakil Wali Kota Sawahlunto, Ismed, atas nama Pemerintah Kota Sawahlunto telah menyatakan status tanggap darurat dalam satu pekan ke depan terkait bencana tersebut, Jumat(8/1).
"Hal itu guna menyikapi beragam bencana yang melanda beberapa daerah di kota ini, sepanjang Kamis (7/1)," kata dia.
Terkait hal tersebut, jajaran Kepolisian Resor (Polres) Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, mengerahkan sebanyak 50 personel untuk membantu pembersihan kawasan terkena dampak bencana banjir dan tanah longsor di kota itu, sejak kemarin.
Kapolres setempat, AKBP Djoko Ananto SIK, di Sawahlunto, Jumat, mengatakan kegiatan tersebut merupakan salah satu fungsi seorang petugas polisi dalam menghadapi situasi yang tidak direncanakan seperti bencana alam dan lain sebagainya, diluar prosedur tetap fungsi penegakan hukum yang melekat pada institusi tersebut.
"Sehingga tanggung jawab Polri sebagai pelindung dan pengayom masyarakat, mampu dipenuhi dan bersifat luas baik dari sisi manfaat yang diterima masyarakat serta penguatan kemitraan antara polisi dengan masyarakat itu sendiri," kata dia. (*)
"Petugas mendeteksi ada dua titik kawasan yakni, Bantingan dan Saringan, yang kondisi tebingnya terdapat retakan tanah dan keberadaannya tepat diatas permukiman warga," kata dia, saat ditemui di lokasi bencana tanah longsor kawasan permukiman Blok Ombilin Sawahlunto, Sabtu.
Kondisi tersebut, lanjutnya, bisa memicu terjadinya longsor susulan di kawasan tersebut apabila tingkat curah hujan yang mengguyur daerah itu masih tinggi.
Dia mengatakan, pihaknya sudah menginformasikan kondisi itu kepada seluruh KK berisiko terdampak bencana tanah longsor serta pihak terkait lainnya, namun hingga Sabtu(9/1) ia beserta jajarannya masih menunggu tindak lanjut terkait permasalahan tersebut.
"Kami telah menyarankan seluruh warga yang berisiko untuk diungsikan sementara waktu ke tempat yang lebih aman, sehingga potensi timbulnya korban jiwa jika bencana tanah longsor yang dapat tiba sewaktu-waktu bisa ditekan dan potensi kerugian lebih besar mampu diperkecil," kata dia.
Namun, lanjutnya, masyarakat yang berpotensi terkena dampak bencana longsor susulan tersebut, masih menolak untuk mengosongkan rumahnya.
Disamping alasan keamanan barang-barang berharga milik mereka, sebagian masyarakat juga mengeluhkan tentang belum adanya keputusan tempat pengungsian yang jelas bagi mereka dari pihak Pemerintah Kota Sawahlunto.
Hingga berita ini diturunkan, kondisi cuaca di kota itu terus memburuk dan hujan berintensitas sedang masih terlihat mengguyur hampir seluruh daerah permukiman sekitar tebing curam dan daerah aliran sungai Batang Lunto dan Batang Ombilin yang melintasi beberapa kawasan di kota itu.
Sebelumnya, Wakil Wali Kota Sawahlunto, Ismed, atas nama Pemerintah Kota Sawahlunto telah menyatakan status tanggap darurat dalam satu pekan ke depan terkait bencana tersebut, Jumat(8/1).
"Hal itu guna menyikapi beragam bencana yang melanda beberapa daerah di kota ini, sepanjang Kamis (7/1)," kata dia.
Terkait hal tersebut, jajaran Kepolisian Resor (Polres) Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, mengerahkan sebanyak 50 personel untuk membantu pembersihan kawasan terkena dampak bencana banjir dan tanah longsor di kota itu, sejak kemarin.
Kapolres setempat, AKBP Djoko Ananto SIK, di Sawahlunto, Jumat, mengatakan kegiatan tersebut merupakan salah satu fungsi seorang petugas polisi dalam menghadapi situasi yang tidak direncanakan seperti bencana alam dan lain sebagainya, diluar prosedur tetap fungsi penegakan hukum yang melekat pada institusi tersebut.
"Sehingga tanggung jawab Polri sebagai pelindung dan pengayom masyarakat, mampu dipenuhi dan bersifat luas baik dari sisi manfaat yang diterima masyarakat serta penguatan kemitraan antara polisi dengan masyarakat itu sendiri," kata dia. (*)