Bukittinggi, (ANTARA) - Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor penerimaan retribusi WC di wilayah Pasar di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat dilaporkan kurang berjalan maksimal. Sehingga target yang telah ditetapkan Rp360 juta selama 2012 hanya mampu direalisasikan Rp306 juta sampai minggu ke tiga Desember atau sekitar 85,04 persen. Kepala Dinas Pengelolaan Pasar Kota Bukittinggi Hermansyah, Sabtu mengatakan, pihaknya tengah sedang melakukan evaluasi pencapaian retribusi WC di wilayah pasar. Dia mengatakan, dari 14 titik WC di wilayah pasar terdapat satu titik WC yang tiap tahun pengelolanya sering menunggak sehingga mempengaruhi dari penerimaan PAD. "WC yang sering menunggak tersebut merupakan WC di kawasan Jenjang Gudang. Target yang dibebankan kepada pengelola sehari sebesar Rp75 ribu tersebut di akhir 2012 menunggak sebesar Rp2,6 juta," katanya. Saat ini Dinas Pasar telah menerima surat permohonan pengajuan pengelolaan WC Jenjang Gudang dari Ediwarman, yang surat itu diterima dari Wali Kota Bukittinggi. "Surat permohonan untuk pengelolaan WC tersebut saya serahkan kepada Kabid Pasar supaya melakukan penindaklajutan sesuai proses," katanya. Ediwarman merupakan Kapolsek Kota Bukittinggi namun dia mengajukan permohonan pengelolaan WC tersebut bukan atas nama institusi Polisi tapi atas nama pribadi, katanya. Menurut dia, pihaknya menargetkan penerimaan retribusi WC yang merupakan salah satu penyumbang PAD Bukittinggi diupayakan pada tahun 2013 dapat terealisasi dengan maksimal. Ia mengatakan, saat ini pengelolaan WC di kawasan Jenjang Gudang untuk sementara telah diserahkan kepada Ediwarman dari pengelola lama Surti (40). Pengelolaan WC sementara waktu oleh Ediwarman menjelang adanya kontrak kerja sama yang jelas kemungkinan kembali dikaji ulang karena adanya insiden pemukulan Muriono (48) yang merupakan kaka ipar dari Surti (40). "Atas peristiwa itu Dinas Pasar berencana mengevaluasi pengelolaan WC dari Ediwarman serta akan memanggilnya," katanya dengan menyayangkan peristiwa yang berujung pada pemukulan Muriono itu. Peristiwa pemukulan yang dialami Muriono tersebut diduga telah dilakukan tiga oknum Polisi di Polsek Kota Bukittinggi. Akibatnya warga Jalan Perwira Ujung, Belakang Balok mengalami rasa sakit pada dada, pipin kiri dan pinggang. Kapolsek Kota Bukittinggi Ediwarman, SH telah mengakui ketiga anggotanya yakni Guntur, Zulfan dan Datuk telah diperiksa anggota Propam Polres Bukittinggi. (*/ham/jno)

Pewarta : 172
Editor :
Copyright © ANTARA 2025