Siapa yang tidak kenal Pesantren Gontor di Ponorogo, Jawa Timur yang berdiri pada 20 September 1926. Pondok pesantren yang didirikan KH Ahmad Sahal, KH Zainuddin Fanani, dan KH Imam Zarkasyi itu telah mencetak ribuan ulama sekaliber Hasyim Muzadi, Dien Syamsudin hingga Hidayat Nur Wahid.
Demikian juga halnya di Sumatera Barat, Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor 11 yang merupakan cabang dari Ponorogo telah menjadi salah satu pesantren favorit di Kabupaten Solok.
Setiap tahun jumlah santri yang menuntut ilmu di pondok pesantren itu terus meningkat, dimana saat ini jumlah santrinya mencapai 69 orang dan berasal dari sejumlah daerah seperti Kabupaten Solok, Kota Solok, Kabupaten Solok Selatan, Tanah Datar, Bukittinggi, Padang, Palembang, Jambi, dan Pekanbaru.
Berlokasi di Guguk Limau Ompang Talago Laweh, Nagari Sulit Ait, Kecamatan X Koto Diatas, Kabupaten Solok, pesantren tersebut berdiri sejak tiga tahun lalu, tepatnya pada 8 Juli 2009.
Jaraknya sekitar empat kilometer dari pusat pemerintahan Nagari Sulit Air dan sekitar 60 kilometer dari pusat pemerintahan Kabupaten Solok di Arosuka.
Dari Kota Solok, Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor 11 hanya berjarak sekitar 30 kilometer.
Lokasinya yang sangat asri dipenuhi nuansa perbukitan ikut menunjang kenyamanan santri menuntut ilmu di pondok pesantren tersebut.
Wakil Pengasuh Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor 11 Bambang Nur Kholis menyebutkan, luas areal Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor 11 mencapai tujuh hektare dan telah memiliki empat ruang belajar dan empat asrama.
Selain itu juga terdapat fasilitas penunjang berupa satu ruangan koperasi, kantor, rumah pengasuh, perpustakaan, kafe, dapur dan mushalla.
"Saat ini juga tengah dibangun sebuah masjid, dimana telah berdiri tiang bangunan dan kubahnya," katanya.
Mengingat Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor 11 merupakan salah satu cabang dari Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor di Ponorogo, Jawa Timur, maka program pendidikannya juga mengacu pada pondok pesantren dengan konsep Kuliyatul Mu'alimin Al-Islamiyah (KMI).
KMI adalah program pendidikan yang mengutamakan pembentukan kepribadian, sikap mental, dan ilmu pengetahuan Islam.
Kurikulum yang diterapkan di KMI Gontor 11 meliputi pendidikan agama, pengetahuan umum dan integrasi antara intra, ekstra dan kokurikuler.
Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor 11 juga menerapkan materi ekstrakurikuler seperti bahasa Arab, bahasa Inggris, olahraga, seni beladiri dan senam olah tubuh.
Tenaga pengajar dan guru di Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor 11 saat ini berjumlah 17 orang. Sebagian besar adalah tamatan KMI dab S1 Institut Studi Islam Darussalam (ISID) Pondok Modern Darussalam Gontor.
Bambang Nur Kholis memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Solok dan Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno yang memiliki kepedulian tinggi terhadap keberadaan Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor 11 di Sulit Air.
"Bentuk kepedulian ini diperlihatkan dalam kunjungan langsung pondok pesantren pada Februari 2011 sekaligus memotivasi siswa dan masyarakat untuk mendukung Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor 11," katanya.
Sebelumnya, Irwan Prayitno juga memberikan apresiasi atas kerja keras dan perjuangan pengurus dan panitia pembangunan yang menghadapi banyak tantangan, namun dapat diatasi dengan baik dan bijak.
Membangun pondok pesantren tidak mudah seperti membangun sekolah umum lainnya, karena itu usaha keras yang telah dicurahkan para pendiri pondok ini diharapkan dapat didukung secara paripurna oleh masyarakat, kata dia.
Ia mengatakan, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat akan membantu pekerjaan pengerasan jalan menuju ke pondok dan memfasilitasi pemasangan listrik oleh PLN serta bantuan pengadaan sarana air bersih.
Sementara Bupati Solok Syamsu Rahim menjanjikan pemerintahannya akan menyediakan beasiswa belajar di PPM Gontor Sulit Air untuk satu orang anak di tiap nagari.
"Kita telah menganggarkan beasiswa untuk sebanyak 74 anak, masing-masing satu anak per nagari untuk bersekolah di Pesantren Gontor Sulit Air tahun ini," kata dia.
Dikatakannya, jika masyarakat bersatu dan perantau juga mendukung penuh, maka tidak ada yang sulit bagi Nagari Sulit Air untuk memajukan Pesantren Gontor, mengingat nagari Sulit Air memiliki potensi perantau yang luar biasa dan tersebar di seluruh nusantara bahkan di luar negeri.
"Ketika masyarakat Sulit Air bersatu, jangankan untuk membangun pondok pesantren ini, memindahkan Gunung Merah di Sulit Air ini pun akan dapat dilakukan," kata dia. (*)