Perhelatan akbar Kongres II Partai Demokrat di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 21-23 Mei, menjadi pertaruhan yang menentukan masa depan partai yang belum genap berusia sepuluh tahun itu. Pada satu sisi, partai pemenang Pemilu 2009 itu harus menentukan pemimpin masa depannya yang kemungkinan bisa menjadi penerus sang pendiri partai yang juga Ketua Dewan Pembina Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang bakal mengakhiri masa jabatannya sebagai Presiden RI untuk periode kedua pada 2014. Dengan kata lain, setidaknya tokoh yang akan dipilih sebagai ketua umum partai dalam Kongres II Partai Demokrat itu berpeluang menjadi orang nomor satu di negeri ini menggantikan Yudhoyono melalui Pemilu 2014. Setidaknya tokoh yang akan menjabat Ketua Umum Partai Demokrat periode 2010-2015 itu akan ikut menentukan tokoh yang akan didukung "the ruling party" itu pada Pemilihan Presiden 2014. Pada sisi lain, penyelenggaraan kongres yang kedua itu berbeda dengan kondisi ketika partai yang berdiri pada 9 September 2001 dan dideklarasikan pada 17 Oktober 2002 tersebut melaksanakan kongres pertama pada 2005 di Bali. Kongres kali ini merupakan yang pertama dilakukan setelah Partai Demokrat memenangi Pemilu 2009. Sebuah pertaruhan bagi partai yang relatif baru untuk membuktikan bahwa mereka juga mampu dengan baik melaksanakan sebuah perhelatan akbar sebagai partai terbesar yang mengunggulu dua partai besar terdahulu yakni Partai Golkar dan PDI Perjuangan. Kemeriahan arena Kongres II Partai Demokrat tidak hanya terlihat dengan banyaknya peserta maupun penggembira memenuhi arena. Selain baliho, spanduk, dan atribut kongres dan kandidat, tenda-tenda besar bernuansa putih dan biru yang difungsikan sebagai arena basar, panggung hiburan, dan media center. Sejumlah balon udara bergambar para kandidat ketua umum juga terlihat menghiasi langit di kawasan perumahan mewah tersebut. Salah satu tenda berukuran besar bahkan menampilkan panggung utama yang bersebelahan dengan media center, yang menyuguhkan hiburan musik berikut para penyanyinya. Dalam jumlah terbatas, juga tersedia pijat gratis. Basar yang menyediakan berbagai jenis makanan, suvenir dan peralatan komunikasi juga menarik perhatian para pengunjung. Upaya menjadikan arena kongres sebagai ajang pendewasaan berdemokrasi para kader Demokrat, juga sudah terlihat sejak beberapa bulan terakhir. Tiga kandidat ketua umum, Andi Mallarangeng, Anas Urbaningrum, dan Marzuki Alie, kerap menghiasi berbagai pemberitaan di media massa, cetak, "online", maupun televisi. Persaingan tiga kandidat semakin gencar dilakukan tim pemenangan masing-masing menjelang kongres hingga di arena kongres yang telah dibuka SBY pada Jumat (21/5) malam. Arena Kongres II Partai Demokrat di Hotel Mason Pine, Kota Baru Parahyangan, Kabupaten Bandung Barat, semakin semarak dengan adanya posko tiga kandidat ketua umum partai yang dibuat khusus untuk tempat beristirahat, mencari informasi dan memanjakan para simpatisan dan pendukung. Dinamika di Kongres II Partai Demokrat itu memang terkesan berbeda dibanding kongres sejumlah partai sebelumnya yang memusatkan aktivitas peserta dan keterangan pers bagi wartawan di media centre. Di arena Kongres Demokrat, masing-masing kandidat membangun pusat informasi sendiri untuk memberikan keterangan kepada wartawan yang jumlahnya mencapai ratusan orang. Selain media center, posko yang didirikan tiga kandidat ketua umum partai itu juga menarik perhatian para wartawan. Kubu Andi Mallarangeng memiliki posko yang dinamakan "Kampoeng Hospitality Center for AM`s Support" atau yang dikenal dengan "Kampoeng AM", yang berada di sebuah tenda yang besar. Di tenda itu, para pengunjung tidak saja disuguhi informasi seputar Andi Mallarangeng, tapi juga pijat refleksi dari sejumlah tenaga profesional, makanan gratis, dan musik bagi para pengunjung yang ingin sekadar duduk-duduk melepas lelah. "Saya menghargai kader partai yang datang dari jauh, baik yang memiliki hak suara maupun tidak. Selamat datang di Kampung AM. Kalau capek, bisa pijat refleksi. Kalau lapar, ada makanan juga tersedia," kata Andi saat mengunjungi poskonya, Jumat (21/5). Sedangkan tim Anas Urbaningrum membuat posko di lokasi yang persis berada di seberang arena basar kongres. Posko bernama "Pusat Informasi Anas Urbaningrum itu" terlihat bernuansa kafe, yang menempati sebuah ruko yang dipasangi tenda besar di depannya untuk tempat konferensi pers. Posko Anas juga menyediakan makanan dan minuman gratis untuk para wartawan. Ketika menggelar jumpa pers, Anas tak lupa menyampaikan terima kasih kepada para wartawan dan media massa yang dinilainya telah ikut membesarkan Partai Demokrat. Ia juga berharap, pers dapat membantu mendorong terciptanya iklim kompetisi yang baik di kongres sebagai landasan berdemokrasi secara elegan. Selain posko Andi dan Anas, kandidat ketua umum lainnya, Marzuki Alie, juga memiliki posko namun tampaknya tidak banyak diketahui pengunjung karena menempati salah satu gerai basar di sebuah tenda bernuansa biru. Keberadaan itu seiring dengan publikasi Marzuki Alie yang tidak segencar yang dilakukan tim pemenangan Andi dan Anas. Perang urat syaraf antara ketiga calon "putra mahkota" partai pemenang Pemilu 2009 itu memang terus terjadi selama beberapa bulan terakhir ini. Menjelang pelaksanaan kongres, "perseteruan" itu semakin sering terjadi. Meski begitu, peran Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono diprediksi masih sangat menentukan pada detik-detik terakhir pemilihan. Banyak pihak memprediksi akan munculnya jalan tengah berupa aklamasi untuk memenangkan salah satu kandidat dan menampung tim dari dua kubu kandidat lainnya dalam kepengurusan DPP. Kondisi tersebut diperkuat dengan ketatnya panitia penyelenggara kongres dalam menjaga dinamika kongres agar tidak terekspose, dengan cara membatasi peliputan media hanya pada saat pembukaan dan penutupan kongres. Dalam tata tertib peliputan Kongres II Partai Demokrat yang dikeluarkan panitia, memang disebutkan bahwa media massa atau wartawan tidak diperkenankan masuk dalam ruang sidang selama kongres berlangsung dan panitia berjanji memberikan perkembangan terbaru kegiatan kongres melalui konferensi pers. Namun terlepas dari hasil kongres nantinya, setidaknya penyelenggaraan perhelatan tersebut telah menunjukkan bahwa Partai Demokrat mampu menampilkan sesuatu yang berbeda di arena kongres, meski tetap serius membahas masa depan partai. (*) * Penulis adalah wartawan Antara

Pewarta : Arief Mujayatno
Editor :
Copyright © ANTARA 2024