Sawahlunto (ANTARA) - Sawahlunto International Music Festival SIMFes 2025 diperkuat sebagai ajang edukasi musik etnik, pengungkit ekonomi kreatif, dan pelestarian sejarah seni musik lokal melalui kolaborasi Manajemen Talenta Nasional (MTN) serta sinergi pelaku UMKM pada Festival Batik Sumatera Barat.
“SIMFes kini menjadi ruang belajar dan panggung interaksi budaya yang mengenalkan kembali sejarah musik etnik Minangkabau kepada generasi muda,” kata Wakil Wali Kota Sawahlunto Jeffry Hibatullah di Sawahlunto, Sabtu.
Utusan Khusus Presiden bidang ekonomi kreatif Yovie Widianto yang hadir langsung menonton festival itu menyampaikan bahwa SIMFes menghadirkan tiga nilai utama yaitu edukasi musik yang terstruktur, ruang tumbuh ekonomi kreatif lokal, dan pemberdayaan potensi seni masyarakat sebagai kekuatan budaya kota warisan dunia.
"Perlu diapresiasi dan didukung lebih lanjut bagaimana inovasi Sawahlunto menyelenggarakan event festival musik yang tidak hanya bernilai seni, namun juga menghidupkan aspek edukasi dan ekonomi kreatif," kata dia.
Pada pembukaan festival, Kementerian Pariwisata RI menyerahkan Piagam Kharisma Event Nusantara KEN kepada penyelenggara SIMFes dan komunitas Sawahlunto Youth Movement (SYM) sebagai pengakuan atas kontribusi keduanya dalam pengembangan seni pertunjukan.
Kolaborasi dengan Manajemen Talenta Nasional MTN menghadirkan kelas sejarah musik, dialog kreatif, serta sesi pengajaran langsung yang menghadirkan pakar dan praktisi untuk memperkuat nilai edukasi festival.
Para musisi seperti Nonaria dan Geisha juga menampilkan aransemen khusus dari album Orkes Gumarang sebagai bentuk penghormatan terhadap sejarah musik Minangkabau sesuai tema tahun ini yaitu Tribute to Orkes Gumarang.
Nilai ekonomi festival tumbuh melalui partisipasi UMKM kuliner dan kolaborasi dengan Festival Batik Sumatera Barat yang menyediakan ruang promosi dan transaksi busana batik lokal bagi pelaku usaha kreatif.
Penyelenggara mencatat antusiasme pengunjung mencapai ribuan orang selama dua hari pelaksanaan, yang berdampak positif bagi homestay, transportasi lokal, dan sektor ekonomi kreatif lainnya.
Sehingga Wawako Jeffry menegaskan SIMFes tidak hanya berfungsi sebagai agenda hiburan masyarakat, tetapi juga platform kolaboratif yang mendorong literasi budaya, peluang usaha, dan regenerasi ekosistem musik tradisi.
Relevansi penyelenggaraan SIMFes selaras dengan program prioritas pemerintah pusat dalam penguatan ekonomi kreatif dan diversifikasi destinasi budaya, yang menempatkan kota warisan dunia seperti Sawahlunto sebagai simpul pertumbuhan industri kreatif berbasis sejarah.
