Padang (ANTARA) - Alumni Unand menggagas diskusi panel mengupas sekaligus menghadirkan solusi terhadap persoalan yang berkembang di Sumatera Barat. Kegiatan rangkaian acara menyongsong kongres VII DPP IKA Unand 2025 dijadwalkan 8 November mendatang
"Kita jelas prihatin menyikapi persoalan krusial di Sumbar kekinian. LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender) misalnya, Sumbar termasuk salah satu provinsi dengan kasus tertinggi di Indonesia," ujar Koordinator Bidang Acara, Arina Widya Murni dalam rapat persiapan kongres di Padang, kemarin (20/7).
Rapat dipimpin Ketua Panitia Muhammad Riendra itu, juga dimunculkan sejumlah tokoh guna dihadirkan menjadi pematik dan panelis dalam diskusi panel tersebut. Prof Henmaidi diusulkan menjadi pematik diskusi. Sedangkan mantan Mendagri/Gubernur Sumbar Gamawan Fauzi panelis bidang politik.
Lalu, kesehatan Dr Armen Ahmad, budaya/adat Prof Raudhah Taib, khusus agama Rahmadi Kurnia (ketua UPZ). Lalu, ekonomi Prof Elfindri, serta perwakilan mahasiswa anggota MWA unsur mahasiswa/ketua BEM. Pemred Padang Tv Nashrian Bahzein diusulkan menjadi host dalam diskusi diadakan di Convention Hall Unand itu.
Di kesempatan itu, juga diusulkan sejumlah kegiatan lainnya. Di antaranya, tablig akbar menghadirkan ustad nasional, sterilisasi kucing di lingkungan kampus Unand Limaumanih, serta tips lulus di PTN bergengsi bagi siswa maupun lulusan SMA sederajat.
"Khusus kongres sendiri memang semua dijadwalkan 4 Oktober, namun setelah melalui serangkaian pertimbangan, kita sepakati 8 November mendatang. Agenda terbesarnya, tentu pemilihan ketum DPP IKA Unand periode 2025-2029 mendatang," ujar Riendra yang juga ketua harian DPP IKA Unand.
Bedasarkan informasi berhasil dihimpun, sejumlah nama disebut berpeluang menggantikan Rustian. Di antaranya, Wamen BUMN Dony Oskarya, Wamen ESDM Yuliot, Wamen UMKM Helvy Yuni Moraza. Lalu, Dirut PT Pertamina International Shipping (PIS) Surya Tri Harto, anggota DPR RI Shadiq Pasadigoe dan Rahmat Saleh, serta lainnya. (*)
