Kuda Fort de Kock yang mati miliki banyak keturunan berprestasi di arena pacuan

id kuda, fort de kock,pemkot bukitinggi, kuda pejantan, kuda mati, sumatera barat

Kuda Fort de Kock yang mati miliki banyak keturunan berprestasi di arena pacuan

Kuda Fort De Kock milik Pemerintah Kota Bukittinggi mati hari ini diduga karena faktor usia dan sakit, Kamis (10/7/2025). ANTARA/Al Fatah. (Kuda milik Pemkot Bukittinggi mati)

Bukittinggi (ANTARA) - Kuda pejantan Fort de Kock milik Pemkot Bukittinggi Sumatera Barat yang mati memiliki keturunan kuda-kuda yang berprestasi di ajang pacuan kuda maupun arena ketangkasan kuda di Sumatera bahkan di tingkat nasional.

"Fort De Kock telah banyak mengharumkan nama Kota Bukittinggi dengan prestasi luar biasa dari keturunannya selama ini," kata mantan Wali Kota Bukittinggi Djufri di Bukittinggi.

Djufri adalah wali kota yang membeli kuda Fort de Kock pada tahun 2008 dan menjadi asset Pemkot Bukittinggi. Saat itu kuda yang berasal dari Australia tersebut dibeli senilai Rp800 juta.

Kuda tersebut menjadi pejantan dan banyak menurunkan kuda unggulan. Fort De Kock mati Kamis (10/7/2025) sekitar jam 11.30 WIB, usianya sudah 19 tahun.

Kuda setinggi 170 meter itu selama ini menjadi kebanggaan Kota Bukittinggi di ajang balapan kuda. Tak heran bila Djufri menjadi salah seorang yang sangat kehilangan. Bahkan ia menyempatkan diri melihat kuda tersebut yang sudah terbujur kaku di Kantor Dinas Pertanian Kota Bukittinggi.

"Tentu saya berduka dan saya yakini seluruh pecinta kuda pacu di Bukittinggi merasakan hal yang sama," katanya.

Kota Bukittinggi saat ini masih menjadi salah satu daerah di Indonesia yang konsisten di pembinaan olahraga berkuda, bahkan memiliki event pacuan kuda yang rutin digelar.

Pewarta :
Editor: Syarif Abdullah
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.