Sawahlunto (ANTARA) - Komitmen Pemerintah Kota Sawahlunto, Sumatera Barat dalam memperkuat layanan kesehatan dasar kini diimplementasikan melalui pemenuhan kebutuhan dokter dan tenaga kesehatan di seluruh Puskesmas serta Puskesmas Pembantu (Pustu) dan Polindes.
Langkah ini menjadi bagian penting dalam menciptakan akses layanan kesehatan yang merata, cepat, dan responsif bagi seluruh lapisan masyarakat.
Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkesdalduk-KB) Kota Sawahlunto, Ranu Vera Mardianti, menyebutkan bahwa jumlah dokter yang bertugas di fasilitas layanan kesehatan meningkat dari sebelumnya 15 orang menjadi 26 orang dokter umum, termasuk di dalamnya satu dokter dari program penugasan Nusantara Sehat.
“Dengan penambahan ini, seluruh Puskesmas dan Pustu kini sudah memiliki dokter. Artinya, kebutuhan dasar tenaga medis telah kita penuhi,” kata Vera di Sawahlunto, Rabu.
Ia menjelaskan, untuk Puskesmas yang kebutuhan dokternya sudah terpenuhi, ke depannya dokter tersebut akan dijadwalkan untuk bertugas juga di beberapa Pustu atau Polindes yang memiliki jumlah kunjungan pasien cukup tinggi. Hal ini dilakukan agar distribusi layanan medis tetap optimal dan merata.
Tak hanya dokter, setiap Puskesmas dan Pustu kini juga dilengkapi dengan minimal dua tenaga kesehatan. Menurut Vera, kebijakan ini penting agar pelayanan bisa tetap berjalan lancar, termasuk dalam kondisi darurat atau ketika ada tenaga medis yang berhalangan hadir.
“Prinsip kami sederhana, masyarakat harus mudah mendapatkan layanan kesehatan di mana pun mereka tinggal. Tidak boleh ada yang merasa jauh dari fasilitas kesehatan,” kata Vera.
Langkah ini juga menjadi bagian dari upaya pemerintah dalam menghadirkan pelayanan publik yang cepat, adil, dan merata—sejalan dengan semangat tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).
Ia menambahkan bahwa dengan jumlah tenaga medis yang mencukupi, program-program kesehatan seperti imunisasi, layanan ibu dan anak, serta pemeriksaan kesehatan rutin dapat dijalankan secara lebih optimal.
“Kami ingin agar pelayanan kesehatan tidak hanya tersedia, tapi juga benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” katanya.
Wali Kota Sawahlunto, Riyanda Putra, menegaskan bahwa kebijakan ini merupakan bagian dari visi pemerintah dalam menciptakan birokrasi yang responsif dan berorientasi pada dampak nyata bagi publik.
“Kita mengingatkan dan mengarahkan jajaran tenaga kesehatan, terutama yang bertugas di Pustu, agar kehadiran mereka tidak hanya sekadar menjalankan rutinitas administratif. Tapi benar-benar hadir menjalankan peran dan fungsinya membantu masyarakat hidup lebih sehat,” ujar Wali Kota.
Ia menekankan bahwa kehadiran tenaga medis di lapangan harus menjadi wujud nyata dari kehadiran negara—bukan hanya secara formal, tetapi juga secara fungsional yang manfaatnya langsung dirasakan oleh masyarakat.