Lubuk Sikaping (ANTARA) - Badan amil zakat nasional (Baznas) Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat berhasil menghimpun dana dari muzaki sebanyak Rp8,1 miliar sepanjang tahun anggaran 2024.
Ketua Baznas Kabupaten Pasaman, Asnil di Lubuk Sikaping, Senin mengatakan capaian ini mengalami kemajuan dan perkembangan yang cukup signifikan dari yang ditargetkan.
"Untuk pengumpulan dana dari muzaki berdasarkan potensi yang ada bersumber dari zakat Aparatur Sipil Negara (ASN) ditargetkan hanya sebesar Rp7 miliar. Namun sampai akhir tahun 2024 berhasil direalisasikan sebesar Rp8,1 miliar. Alhamdulillah, ini sebuah pencapaian yang sangat menggembirakan," terang Ketua Baznas, Asnil.
Asnil mengatakan capain ini kerjasama yang terjalin baik oleh kerja keras jajaran pengurus Baznas dalam mengumpulkan dana umat seperti Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) dan lainnya.
"Kita juga melakukan sejumlah terobosan, seperti membentuk perpanjangan tangan Baznas di tingkat kecamatan dan nagari. Agar memudahkan para muzaki dalam menyalurkan zakatnya ke Baznas Pasaman," tambahnya.
Pihaknya juga tidak menutup kemungkinan hal tersebut dikarenakan semakin tingginya tingkat kesadaran masyarakat dalam membayar ZIS.
"Kita juga terus melakukan sosialisasi kepada para muzaki agar menyalurkan zakatnya lewat Baznas Pasaman. Karena pengumpulan dan pendistribusiannya kepada mustahik sangat jelas manfaatnnya. Mungkin berkat sosialisasi yang gencar kita lakukan, kesadaran masyarakat tinggi dan menyalurkannya lewat Baznas," katanya.
Dikatakan Asnil, semakin banyak dana yang dihimpun Baznas, maka semakin banyak pula program yang bisa dilakukan dalam membantu masyarakat Pasaman.
Salah satu program yang tergolong menyentuh di 2024, urai Asnil, adalah bedah rumah keluarga kurang mampu (miskin).
"Untuk tahun 2024 itu Baznas Pasaman melakukan bedah rumah untuk 62 unit rumah," terangnya.
Dalam bedah rumah ini, diterangkannya prinsip Baznas Pasaman adalah tiap nagari minimal mendapatkan satu unit rumah masyarakat yang akan dibedah dengan dana yang dialokasikan sebesar Rp15 juta untuk tiap unit rumah.
Diakui Asnil, alokasi dana Rp15 juta per unit untuk melakukan bedah rumah nilainya tidaklah besar bila dihadapkan dengan pergerakan harga bahan bangunan dan upah tukang serta pekerja.
"Kita berharap dana itu sebagai pemancing. Pemilik rumah diharapkan ikut memberikan swadaya, baik dalam bentuk uang atau tenaga pekerja. Elemen-elemen lain di tengah masyarakat di mana kegiatan bedah rumah dilakukan juga diharapkan ikut berpartisipasi sehingga nilai bantuan yang Rp15 juta/unit bisa termanfaatkan," katanya.
Pihaknya juga memberikan bantuan kepada mustahik yang termasuk dalam delapan asnap (golongan) sesuai ketentuan yang ada untuk meningkatkan usaha ekonomi masyarakat.
"Bantuannya baik berupa Bantuan Langsung Tunai (BLT), modal usaha UMKM, kebakaran, bencana dan lainnya. Kita realisasikan semua bantuan sesuai regulasi yang ada dan transparan," pungkasnya.