Silaturahmi media tingkatkan kompetensi komunikasi

id Silaturahmi lebaran, makna komunikasi, komunikasi idul Fitri ,Kompetensi komunikasi

Silaturahmi media tingkatkan kompetensi komunikasi

Dosen Ilmu Komunikasi Fisip Universitas Andalas Dr. Ernita Arif. (ANTARA/HO-Humas Unand).

Padang (ANTARA) - Aktifitas silaturahmi atau saling berkunjung merupakan hal yang umum dilakukan oleh masyarakat muslim pada momen hari raya atau lebaran. Biasanya, momen lebaran ini dimanfaatkan masyarakat untuk saling mendekatkan diri dengan anggota lainnya. Hampir seluruh anggota keluarga dilibatkan dalam aktifitas silaturahmi tersebut.

Pada saat silaturahmi atau momen saling berkunjung tentunya banyak hal nilai-nilai positif. Selain itu dapat memunculkan image atau penilaian dari orang lain terhadap seseorang dalam interaksi tersebut. Sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Larry King bahwa seseorang apakah dianggap baik atau buruk, tergantung dari apa yang dikatakan dan bagaimana cara mengatakannya.

Artinya seseorang akan dipandang baik dimulai dari apa yang dikatakan dan bagaimana sikap saat mengatakan. Dua hal ini sangat erat kaitannya dengan kompetensi komunikasi.

Menurut Leclerc & Martin untuk menilai kompetensi komunikasi seseorang digunakan dimensi nonverbal, dimensi verbal, dan sifat. Dimensi nonverbal termasuk tersenyum, ekspresi wajah yang menyenangkan, tertawa, penampilan bagus, mempertahankan kontak mata langsung, cermat, menggunakan gerak tubuh, mengangguk kepala, berjabat tangan, dan lain sebagainya.

Dimensi lisan misalnya menggunakan tata bahasa yang tepat, memilih kata-kata hati-hati, berbicara dan menyajikan ide jelas, mengundang orang lain untuk melakukan sesuatu, bertanya tentang orang lain, melengkapi orang lain, berbagi informasi tentang diri sendiri, menggunakan kata-kata yang mengesankan, menyetujui, berbicara banyak.

Dimensi sifat meliputi berpikiran terbuka, antusias, menarik, dan jujur. Ketiga dimensi ini dapat dilatih secara terus menerus melalui interaksi dan silaturahmi.

Momen silaturahmi saat hari raya tentunya akan semakin mengasah kemampuan dalam berkomunikasi dimana kita bertemu dan berbicara dengan banyak orang. Hal yang perlu diperhatikan adalah ketulusan hati kita untuk menghormati dan menghargai orang lain.

Artinya, kita tunjukkan sikap menghargai dan hormat tanpa melihat jabatan, status sosial, usia dan jenis kelamin. Rasa hormat dan penghargaan ini terlihat dari ekspresi wajah yang menyenangkan, tatapan mata yang penuh hormat, serta kata kata yang menyenangkan.

Selain itu, hal yang penting juga dihadirkan adalah kesantunan dalam berkomunikasi. Kesantunan ini terlihat dari kualitas tutur kata seseorang, pilihan kata dan cara mengomunikasikannya. Orang yang santun dalam berkomunikasi akan cenderung lebih disenangi oleh orang lain.

Untuk itu perlu diperhatikan pilihan kata, kualitas tutur kata, cara menyampaikannya dan sikap tubuh saat menyampaikan. Apabila ke empat elemen ini dapat digunakan dengan baik maka seseorang akan memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dalam hal ini dapat dikatakan kompeten.

Namun, bila kurang dapat dimaksimalkan dengan baik maka akan muncul penilaian dari orang lain terhadap seseorang semisal kurang ramah, kurang menyenangkan atau bisa juga dipandang sombong.

Momen lebaran tentunya akan memiliki efek kepada peningkatan kompetensi komunikasi jika setiap orang memiliki niat dan hasrat untuk senantiasa memperbaiki komunikasinya. Selain itu, perlunya kesadaran bahwa kemampuan berkomunikasi tersebut memiliki dampak yang positif terhadap seseorang.

Sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Larry King bahwa kemampuan berkomunikasi akan menentukan status sosial dan kesuksesan seseorang. Tentunya semakin banyak seseorang bersilturahmi maka semakin terasah kompetensi komunikasinya, momen lebaran sangat memungkinkan karena kita bertemu dengan banyak orang.

Penulis adalah Dosen Ilmu Komunikasi Fisip Universitas Andalas Dr. Ernita Arif.