Harga kendaraan bermotor hemat energi naik, Ini penjelasan pemerintah

id LCGC,Low Cost Green Car ,Kemenperin

Harga kendaraan bermotor hemat energi naik, Ini penjelasan pemerintah

Ilustrasi. Pada pameran International Indonesia Motor Show (IIMS) 2013 di JIExpo Kemayoran, Jakpus, hampir semua Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) mengeluarkan mobil murah ramah lingkungan atau low cost green car (LCGC) yang dijual rata-rata di bawah Rp100 juta. ANTARA FOTO/Saptono.

Jakarta, (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyampaikan bahwa kenaikan harga kendaraan Low Cost Green Car (LCGC) atau Kendaraan Bermotor Hemat Energi dan Harga Terjangkau (KBH2) telah mempertimbangkan daya beli masyarakat.

"Hitung hitungan tersebut telah dikaji dengan mempertimbangkan daya beli masyarakat secara kompresensif dan telah mendapatkan perkenan persetujuan Menteri untuk menaikkan ceiling prize sebesar 5 persen," kata Koordinator Fungsi Industri Alat Transportasi Darat, Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan (IMATAP) Kemenperin Dodiet Prasetyo kepada Antara di Jakarta, Sabtu.

Dodiet menjelaskan, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita telah menyetujui dan mengumumkan kenaikan harga ceiling prize (harga batas atas) KBH2 atau LCGC sebesar 5 persen.

Sebagai ilustrasi, penetapan harga jual terakhir berdasarkan Permenperin 36 tahun 2021 adalah Rp135 juta.

Oleh karena itu, dengan adanya persetujuan Menperin tersebut maka perusahaan dapat menaikkan harga ceiling prize maksimal 5 persen dikali Rp135 juta, yakni sebesar Rp6,7 juta.

Adapun pertimbangan pemberian persetujuan kenaikan harga ini, antara lain terjadinya perubahan kondisi atau indikator ekonomi seperti harga bahan baku pembentuk mobil misalnya logam, karet, ongkos logistik, dan lainnya. Selain itu juga mempertimbangkan kondisi perekonomian seperti inflasi.

Namun demikian, Kemenperin menilai kenaikan ini tidak akan mempengaruhi penjualan secara signifikan.

Pihaknya optimis bahwa pasar otomotif, khususnya penjualan LCGC tetap akan meningkat seiring dengan inovasi fitur dan ubahan baru yang akan disematkan pada mobil-mobil tahun ini.

Lebih lanjut Dodiet mengungkapkan, segmen LCGC dinilai masih akan tetap prospektif terlebih dengan adanya investasi baru dari sejumlah pabrikan otomotif.

Ia menambahkan, pemerintah pun masih akan tetap mendorong LCGC untuk mendukung efisiensi bahan bakar dalam teknologi kendaraan tersebut guna mengurangi impor bahan bakar minyak.

"Prediksi kami bahwa produksi kendaraan KBH2 tetap akan meningkat, mengingat akan terdapat refreshment full model change kendaraan KBH2 yang dapat meningkatkan keberterimaannya oleh masyarakat," kata Analis Pembina Industri Ahli Madya Kemenperin tersebut. (*)