Padang Pariaman (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Padang Pariaman, Sumatera Barat memberikan bantuan kepada Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Yaqin Ambung Kapur di Kecamatan VII Koto yang terbakar pada Senin (26/9) dini hari yang menghanguskan dapur dan gudang.
"Ketika kebakaran Pemkab Padang Pariaman sudah datang memberikan bantuan, dan hari ini kami kembali memberikan bantuan yang mudah-mudahan ini bisa membantu pengurus," kata Bupati Padang Pariaman Suhatri Bur usai memberikan bantuan di VII Koto, Rabu.
Ia mengatakan bantuan yang diberikan oleh Pemkab Padang Pariaman terhadap pesantren tersebut merupakan bentuk perhatian dan kepedulian pemerintah terhadap Ponpes atas cobaan yang dihadapi.
Ia menyampaikan bantuan yang diberikan Pemkab Padang Pariaman tidak saja memadam api namun juga mengantarkan bantuan sembako dan roti serta dana dari Badan Amil Zakat Nasional yang sifatnya darurat.
"Kami juga meminta Ponpes membuat proposal segera untuk perbaikan bangunan terbakar karena ada peluang diakomodir melalui APBD untuk renovasi sebab APBD 2023 akan dilakukan pembahasan," katanya.
Pada kesempatan tersebut ia juga menampung aspirasi dari Ponpes untuk mengatasi permasalahan sampah yang diproduksi oleh sekitar 1.000 santri dan pengajar yang di pesantren itu.
"Karena itu kami minta Ponpes membuatkan suratnya nanti kami akan membahas cara mengatasi permasalahan sampah itu," ujarnya.
Sementara itu, Pimpinan Ponpes Nurul Yaqin Ambung Kapur Ali Basar Tk. Sinaro mengatakan bangunan yang terbakar di Ponpes tersebut yaitu dapur dan gudang dengan kerugian mencapai sekitar Rp200 juta.
"Guna memenuhi kebutuhan makan untuk santri kami membeli peralatan dapur dan bahan masakan, karena bagaimanapun santri harus makan," kata dia.
Ia menyampaikan hingga saat ini telah banyak pihak yang membantu Ponpes khususnya untuk konsumsi sedangkan untuk bangunan diupayakan oleh Pemkab Padang Pariaman melalui APBD 2023.
Ia berharap Pemkab Padang Pariaman memberikan perhatian lebih pada Ponpes di daerah itu apalagi santri khususnya Ponpes yang dikelola pihaknya berasal dari keluarga ekonomi lemah.