Padang (ANTARA) - Guru besar Farmasi Universitas Andalas (Unand) Padang Prof Febriyenti mengungkap belut atau monopterus albus dapat menjadi suplemen kesehatan dan obat luka karena mengandung protein hewani yang tinggi.
"Belut merupakan ikan air tawar yang digemari masyarakat sebagai bahan pangan karena dagingnya tebal dan rasanya gurih, selain itu kandungan proteinnya mencapai 14 persen sehingga dapat mempercepat penyembuhan luka," kata dia di Padang, Rabu.
Ia menyampaikan hal itu pada orasi ilmiah pengukuhan guru besar tetap dalam ilmu Farmasetika di Fakultas Farmasi Unand dengan judul Belut Sebagai Suplemen Kesehatan dan Obat Luka.
Menurutnya beberapa asam amino penting yang dibutuhkan dalam penyembuhan luka yaitu glutamin, arginin, sistein, glisin dan prolin yang digunakan untuk pembentuk kulit, penyusun kolagen dan anti inflamasi.
"Asam amino ini banyak terkandung dalam ekstrak belut," ujarnya.
Selain itu belut juga mengandung asam lemak omega 3 dan omega 6 yang berperan penting dalam penyembuhan luka, memperbaiki jaringan yang rusak, bahan penyembuh luka dan antithrombotik.
Ia menambahkan ekstrak belut digunakan sebagai obat luka dan penutup luka dalam tiga bentuk sediaan yaitu gelmembran dan spray dan semuanya sudah masuk tahap hilirisasi produk yang siap diproduksi dan dipasarkan.
Tidak hanya untuk mengobati luka belut juga dapat menjadi suplemen kesehatan karena kandungan gizi yang tinggi.
"Ada masyarakat yang kurang suka mengonsumsi belut karena bentuknya beda dengan ikan kebanyakan, untuk mengatasi hal itu dapat dibuat formula belut dalam bentuk kapsul dan tablet sebagai suplemen kesehatan," katanya.
Ia menilai jika dikemas dalam kapsul dan tablet lebih praktis dan bisa disimpan lebih lama sehingga masyarakat yang tidak suka mengonsumsi tetap dapat menikmati kandungan gizi belut.
Untuk mengolah belut menjadi kapsul harus dibuat menjadi tepung terlebih dahulu dengan cara belut segar dibersihkan dan dibuang isi perutnya.
Kemudian dimasukan dalam beaker glass, lalu dimasukan dalam autoklaf, disterilkan selama 15 menit pada suhu 121 derajat celcius.
Lalu belut dikeringkan dalam oven hampa pada suhu 50 derajat celcius dan setelah kering dihaluskan dan dijadikan serbuk.
Selanjutnya dibuat granul tepung belut untuk kemudian dimasukan dalam cangkang mesin kapus dan yang berbentuk tablet dikempa dengan mesin tablet, ujarnya.
Sebagai guru besar Febriyenti kini telah mematenkan gel ekstrak belut, spray ekstrak belut.
Berita Terkait
Penjual oleh-oleh ikan belut hidup
Kamis, 15 Juni 2023 15:44 Wib
Simulasi Pengamanan Balap Motor Internasional Di Mandalika
Rabu, 10 November 2021 14:20 Wib
Ikan berbentuk belut ini digemari di Jepang, Sumbar berniat ekspor
Selasa, 26 Mei 2020 16:48 Wib
Meninjau penyelamatan Danau Singkarak dan Maninjau
Selasa, 10 Maret 2020 19:17 Wib
Duo Koto Agam kembangkan budidaya belut di air jernih
Kamis, 5 Desember 2019 16:44 Wib
TANGKAP BELUT SAWAH
Senin, 2 April 2018 9:57 Wib
Pesisir Selatan Tawarkan Paket Wisata Minat Khusus
Kamis, 30 Maret 2017 11:02 Wib
Hebat, Nenek 75 Tahun Ikut Lomba Tangkap Belut
Minggu, 23 Februari 2014 7:36 Wib