Pulau Punjung (ANTARA) - Bupati Dharmasraya, Sumatera Barat (Sumbar), Sutan Riska Tuanku Kerajaan melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke sejumlah perusahaan kelapa sawit (PKS) dalam menyikapi anjloknya harga tandan buah segar di tingkat petani.
Dalam sidak ke PKS PT DSL dan PT DL bupati didampingi Kapolres Nurhadiansyah, Kepala Dinas Pertanian Darisaman, Kepala Dinas PMPTSP Naldi, dan pejabat OPD lainnya.
"Belakangan ini kami menerima informasi bahwa sejumlah PKS menolak TBS milik petani, sehingga mengakibatkan pengusaha timbangan atau suplayer menghentikan operasionalnya sampai waktu yang belum ditentukan," katanya di Pulau Punjung, Selasa.
Ia menegaskan kepada perusahaan jangan sampai menutup dan tidak menampung sawit petani Dharmasraya, serta meminta memprioritaskan buah sawit petani di daerah itu.
Menurut dia selain menjalankan usaha sektor perkebunan, pabrik kelapa sawit seharusnya memberi dampak terhadap perekonomian Dharmasraya dengan menampung hasil produksi perkebunan rakyat.
Perusahaan tidak boleh hanya memikirkan keuntungan sendiri, karena bagaimanapun perusahaan menjalankan usahanya dengan memanfaatkan tanah ulayat milik warga Dharmasraya, lanjut dia.
Pemkab Dharmasraya mewanti-wanti jika perusahaan masih menolak TBS masyarakat akan mempertimbangkan mencabut izin usaha perusahaan yang bersangkutan.
"Kami akan terus pantau sejauh mana penegasan kami hari ini diindahkan perusahaan, jika masih menolak kami akan memperimbangkan mengevaluasi izin usaha perusahaan yang bersangkutan," katanya.
Terkait persoalan rendahnya harga TBS, ia mendesak perusahaan agar tidak menentukan harga sepihak, tetapi harus menyesuaikan harga CPO dunia.
"Perusahaan jangan membuat rakyat saya sengsara, sampai rakyat saya tidak makan karena murahnya harga sawit. Tolong diperhatikan itu," tegasnya.
Menanggapi hal itu, salah satu pabrik kelapa sawit Dharmasraya Sawit Lestari (DSL) dihadapan bupati berjanji akan tetap menampung TBS petani dan tidak akan melakukan penutupan.
"Kami belum pernah melakukan penutupan sampai hari ini. TBS milik petani tetap kita tampung, sesuai kemampuan kapasitas perusahaan per hari," kata Manager PT DSL Juanan didampingi KTU dan Humas Wahyu Sinaga.
Perusahaan tersebut saat ini membeli dengan harga Rp2.035 per kilogram.
"Harga kita hari ini Rp 2.035," katanya.