Arosuka (ANTARA) - Bupati Solok Epyardi Asda menilai kegiatan rapat koordinasi (Rakor) kepala daerah se-Sumatera Barat di Tua Pejat, Kabupaten Kepulauan Mentawai pada Senin (7/3) lalu hanya membuang-buang anggaran pemerintah daerah.
“Saya lebih suka rapat dengan rakyat saya daripada jauh-jauh ke Mentawai. Berapa rupiah yang harus dikeluarkan oleh masing-masing daerah menuju ke sana,” kata Epyardi Asda di Solok, Kamis.
Pernyataan tersebut disampaikan bupati Solok sebagai alasan atas ketidakhadiran Pemkab Solok pada saat rakor kepala daerah se-Sumatera Barat di Tua Pejat, Kabupaten Kepulauan Mentawai pada Senin (7/3).
Diketahui pada saat rakor kepala daerah di Kepulauan Mentawai tersebut hanya Pemerintah Kabupaten Solok yang tidak menghadiri. Bahkan juga tidak mengirimkan perwakilan sama sekali.
Menurut Epyardi, rakor pariwisata Sumbar di Tua Pejat hanyalah kegiatan seremonial semata. Ia lebih memilih mementingkan kebutuhan masyarakat dan pembangunan daerah setempat.
"Secara pemerintahan, pemerintah provinsi bukanlah raja yang harus dipatuhi dan seluruh daerah harus tunduk. Ketidakhadiran Pemkab Solok di Mentawai bukanlah hal yang sangat mutlak," ujar dia.
Menurutnya setiap pemerintah daerah kabupaten maupun kota juga memiliki program dan kegiatan kedaerahan yang lebih penting untuk dilaksanakan di masing-masing daerah.
Ia juga mengatakan selama dirinya menjabat sebagai bupati belum ada satupun program dari provinsi yang dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Kabupaten Solok. Bahkan kata dia, masih banyak program pemerintah Kabupaten Solok yang malah dihambat oleh pihak provinsi, seperti sektor kepariwisataan, pertanian dan lainnya.
“Bahkan pembangunan di Kabupaten Solok malah dihancurkan oleh gubernur dan tidak didukung sama sekali. Saya mau tanya, mana bantuan, dukungan yang mereka berikan untuk pariwisata di Kabupaten Solok," ucap dia.
Menurutnya hubungan antara pemerintah provinsi dan daerah harus saling mendukung. "Pemprov Sumbar sebagai perwakilan pemerintah pusat di tingkat provinsi mesti mendorong dan melindungi daerah kabupaten/kota yang dinaunginya," kata dia.
Selain itu, bupati Solok mempertanyakan terkait pernyataan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika, Provinsi Sumatera Barat Jasman Rizal yang menyatakan kecewa atas ketidakhadiran Pemkab Solok saat rakor kepala daerah se-Sumbar di Kepulauan Mentawai.
"Saya meminta agar Jasman memahami posisi dirinya. Apakah pernyataan Jasman di banyak media itu perintah gubernur atau keinginan Jasman saja untuk mencari perhatian Gubernur,” ucap dia.
Menurut Epyardi pernyataan yang dikeluarkan Jasman di banyak media bukanlah kewenangannya untuk menyudutkan satu daerah pemerintahan.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Sumatera Barat Jasman Rizal mengatakan dirinya tidak mau berkomentar panjang lebar tentang pernyataan yang disampaikan bupati Solok.
Jasman menjelaskan kegiatan rakor kepala daerah se-Sumbar tersebut digelar di Tua Pejat, Kabupaten Kepulauan Mentawai pada Senin (7/3) lalu. Dalam kegiatan tersebut ada sesi penyerahan warisan budaya tak benda kepada masing-masing kepala daerah.
"Waktu itu, Pemkab Solok dipanggil oleh pembawa acara beberapa kali, namun tidak satu pun yang hadir ke depan. Bahkan yang mewakili juga tidak ada," kata dia.
Setelah penyerahan warisan budaya tak benda, Jasman keluar ruangan dan saat itu juga ada beberapa wartawan yang menanyakan tanggapannya atas ketidakhadiran bupati Solok saat rakor di Mentawai.
"Jawaban saya tentu kecewa dengan Pemkab Solok yang tidak hadir saat rakor. Kami mengharapkan semua kepala daerah dapat hadir, setidaknya ada yang mewakili. Menurut saya ini sangat mengecewakan dan seakan-akan Pemkab Solok tidak menghargai Pemprov Sumbar," kata dia.
Sementara, Jasman mengatakan rekor itu sangat penting untuk kemajuan daerah ke depannya serta membahas berbagai program-program di kabupaten/kota. Bagaimanapun juga ini merupakan bagian terpenting dalam sistem pemerintahan.
"Saya tidak mau berkomentar panjang lebar tentang pernyataan yang disampaikan bupati Solok. Tidak mau memperpanjang masalah. Terkait pernyataan bupati Solok, itu merupakan hak beliau berbicara. Namun saya tidak mau berkomentar ke mana-mana," kata dia.
Terkait pernyataan kekecewaan Jasman yang disampaikan ke beberapa media waktu itu murni pernyataannya sendiri dan tidak berasal dari siapa pun.
"Pernyataan saya saat itu spontan dan tidak terkait dengan siapapun juga. ," ujar dia.