Batusangkar (ANTARA) - Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat merangkul kalangan wartawan di daerah itu untuk membentuk jurnalis sahabat anak agar informasi dan komunikasi berupa pemberitaan ramah anak bisa terpenuhi.
Kepala Dinsos Tanah Datar, Yuhardi di Batusangkar, Rabu, mengatakan pemberitaan ramah anak maksudnya adalah harus memperhatikan prinsip konvensi hak anak, tidak mendiskriminasi anak, dan kepentingan yang terbaik untuk anak.
"Adanya wartawan sahabat anak ini, media harus lebih memperhatikan etika ketika menulis kasus anak, sehingga tidak membuat sang anak menjadi trauma terhadap tumbuh kembangnya," katanya.
Ia mengatakan dalam pemenuhan informasi dan komunikasi berupa pemberitaan ramah anak bisa terpenuhi banyak tulisan yang dimuat tentang anak yang terbagi di bidangnya atau klaster masing-masing.
Diantaranya hak sipil tentang kependudukan, lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif, kesehatan dasar dan kesejahteraan, pendidikan dan pemanfaatan waktu luang dan kegiatan budaya, dan perlindungan khusus bagi anak.
"Kita tetap sebagai wartawan, tapi begitu masuk forum atau komunitas wartawan sahabat anak banyak tulisan yang dimuat tentang anak dibidangnya atau klaster nya itu," katanya.
Salah seorang wartawan Tanah Datar, Merianto mengaku pihaknya sangat menyambut baik upaya yang dilakukan Dinas Sosial dalam membentuk komunitas sahabat anak.
Karena disaat ini banyak kejadian atau pengancaman yang dilakukan bahkan main tangan oleh orang tua terhadap anaknya.
"Kita sangat peduli dan mendukung adanya komunitas wartawan sahabat terbaik di Tanah Datar karena dilingkungan nagari banyak pengancaman atau kekerasan yang dilakukan terhadap anak," katanya.
Diketahui forum sosialisasi pembentukan wartawan sahabat anak di Tanah Datar disepakati menjadi Komunitas Wartawan Cinta Anak yang diketuai oleh wartawan senior Tanah Datar, Wirmas Darwis, Sekretaris Sri Purnamawati dan Bendara Etri Saputra.
Dinsos Tanah Datar rangkul wartawan bentuk jurnalis sahabat anak
Adanya wartawan sahabat anak ini, media harus lebih memperhatikan etika ketika menulis kasus anak, sehingga tidak membuat sang anak menjadi trauma terhadap tumbuh kembangnya,