Lubuk Basung (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya (BKSDA) Sumatera Barat, melalui Resor Agam melakukan pengusiran harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang memangsa dua ternak warga Mahur Hilia, Nagari Silareh Aia, Kecamatan Palembayan, Jumat (3/12) malam.
"Kita melakukan pengusirang menggunakan bunyi-bunyian dari Jumat (3/12) malam sampai Sabtu (4/12) dini hari," kata Kepala Resor Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Agam, Ade Putra di Lubuk Basung, Sabtu.
Ia mengatakan, pengusiran itu dengan melibatkan warga setempat di lokasi dua sapi yang dimangsa harimau.
Satwa itu dihalau ke lokasi hutan lindung dengan jarak sekitar satu kilometer dari lokasi.
"Diperkirakan satwa tersebut sudah mengarah ke lokasi hutan lindung, karena sebelumnya kami menemukan jejak kaki harimau mengarah hutan lindung," katanya.
Ia menambahkan, Tim KSDA Agam masih melakukan pemantauan keberadaan harimau di lokasi.
Sebelumnya, KSDA Agam memasang dua kamera jebak dan belum mendapatkan gambaran visual keberadaan harimau.
Penanganan konflik manusia dengan satwa itu dilakukan setelah mendapatkan laporan dari Wali Nagari Silareh Aia tentang adanya dua ternak jenis sapi milik warga yang ditemukan mati dan terluka pada Rabu (1/12).
Tim diturunkan untuk melaksanakan verifikasi laporan dan identifikasi lapangan terkait laporan itu.
Sebelumnya pada Selasa (30/11), Rano (38) pemlik ternak menemukan peliharaanya yang terdiri dari anak dan induk dalam kondisi mati dan terluka akibat gigitan dan cakaran yang diduga berasal dari satwa harimau.
Tim BKSDA bersama Wali Nagari, Bhabinkamtias, Wali Jorong dan masyarakat setempat yang berada di lokasi kejadian telah melaksanakan prosedur penanganan konflik satwa liar.
Dari hasil wawancara dengan saksi mata dan identifikasi lapangan disimpulkan satwa berjenis harimau Sumatera.
Pada bagian tubuh anak sapi ditemukan bekas gigitan taring dan cakaran sehingga mengakibatkan kematian.
Sedangkan pada tubuh induknya ditemukan luka cakaran dan telah mendapatkan penanganan dari tenaga medis hewan setempat.
"Kesimpulan diambil tim setelah mendapatkan tanda-tanda keberadaan satwa berupa jejak, cakaran dan hasil observasi luka pada ternak warga tersebut," katanya. (*)
Berita Terkait
Kejari Padang terima SPDP kasus sabu-sabu satu kilogram
Selasa, 23 April 2024 16:20 Wib
BI Sumbar harap cinta Bangga Paham Rupiah masuk kurikulum di Mentawai
Selasa, 23 April 2024 16:02 Wib
Bupati Tanah Datar perjuangkan perbaikan ruas jalan hingga ke pusat
Selasa, 23 April 2024 16:01 Wib
MPP Bukittinggi terima bantuan CSR Sarpras Disabilitas PT. Semen Padang
Selasa, 23 April 2024 15:58 Wib
Kementerian PUPR mengucurkan Rp478,6 miliar untuk peningkatan kualitas jalan di Sumbar
Selasa, 23 April 2024 15:53 Wib
Kapolresta ungkap Bukittinggi kondusif pasca Pileg dan jelang Pilkada 2024
Selasa, 23 April 2024 14:26 Wib
33 kelompok di Agam dapatkan bantuan ternak
Selasa, 23 April 2024 12:17 Wib
Reforma agraria tingkatkan ekonomi masyarakat
Selasa, 23 April 2024 10:09 Wib