PBM daring menyulitkan, PGRI Pariaman harapkan tatap muka 100 persen pada 2022

id vaksinasi covid-19 pariaman,PBM tatap muka 2021,berita pariaman,berita sumbar

PBM daring menyulitkan, PGRI Pariaman harapkan tatap muka 100 persen pada 2022

Salah seorang siswa SMKN 2 Pariaman menerima vaksin COVID-19 dari vaksinator. (Antara/Aadiaat M.S)

Pariaman, (ANTARA) - Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Pariaman, Sumatera Barat mengharapkan proses belajar mengajar (PBM) tatap muka 100 persen dapat dilaksanakan pada 2022, karena belajar secara dalam jaringan (daring) menyulitkan guru, siswa, dan orang tua.

"Selama pandemi COVID-19 proses belajar mengajar dilaksanakan secara daring sehingga menyulitkan PBM," kata Ketua PGRI Kota Pariaman Baharudin di Pariaman, Kamis.

Pembelajaran secara daring tidak saja menyulitkan guru, namun juga siswa serta orang tua karena kurangnya interaksi serta harus mengeluarkan biaya lebih untuk pembelian paket internet.

Meskipun saat ini di Pariaman sudah menerapkan PBM tatap muka, namun sifatnya masih terbatas atau hanya 50 persen dari jumlah siswa.

Oleh karena itu, ia mengajak guru, siswa, dan masyarakat melawan pandemi COVID-19 dengan vaksinasi dan menerapkan protokol kesehatan karena kedua hal tersebut merupakan cara mengakhiri pandemi saat ini.

"Kalau untuk guru di Pariaman bisa dikatakan hampir 100 persen sudah divaksin," katanya.

Ia menyampaikan sekolah-sekolah di Pariaman saat ini juga telah terdapat tempat cuci tangan sebagai langkah untuk menerapkan protokol kesehatan di sekolah.

Hingga kemarin realisasi vaksinasi di Kota Pariaman telah mencapai 34.626 orang atau 46,39 persen dari target. 6.628 orang dari jumlah itu atau 125,58 persen dari target merupakan petugas publik yang termasuk di dalamnya guru.

Sedangkan capaian vaksinasi untuk rentang usia 12 sampai 17 tahun atau pelajar di Pariaman hingga Rabu kemarin telah mencapai 12.919 orang atau 134,27 persen dari target.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Pariaman Hartati Taher mengatakan PBM di daerah itu masih bersifat terbatas dengan menerapkan sif mengikuti peraturan dari pemerintah pusat.

"Kalau angka kasus COVID-19 aktif sekarang di Pariaman bisa dikatakan sudah tidak ada, tapi realisasi vaksinasi di tingkat masyarakat masih rendah," ujarnya.

Oleh karena itu, lanjutnya Wali Kota Pariaman saat ini mewajibkan seluruh aparatur sipil negara di daerah itu membawa peserta vaksinasi di luar dari anggota keluarganya agar capaian vaksin di daerah itu meningkat. (*)