Pedagang butik Bukittinggi liburkan karyawan saat PPKM Darurat

id Pedagang butik bukittinggi

Pedagang butik Bukittinggi liburkan karyawan saat PPKM Darurat

Suasana pasar di Bukittinggi. (ANTARA/Dokumen pedagang)

Bukittinggi (ANTARA) - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Kota Bukittinggi membuat pedagang menyiasati cara sistem kerja diantaranya dengan meliburkan karyawan atau menggilir waktu masuk bekerja.

Menurut salah seorang pedagang di Pasar Butik, Bos Martin, seiring pemberlakuan PPKM Darurat sejumlah pedagang terpaksa mengurangi karyawan, ada yang digilir untuk masuk kerja, ada yang mengurangi gaji.

“Misal dia punya dua karyawan, biasanya masuk kerja bergantian, gaji pada umumnya dibayar harian, Si A masuk hari ini, si B masuk esok harinya, karyawan pun tak akan tega menerima gaji penuh jika tidak ada pembeli sama sekali,” katanya di Bukittinggi, Minggu.

Ia berharap ada kompensasi bagi pedagang, baik itu berupa bantuan tunai ataupun penggratisan retribusi.

“Dulu saat berlaku PSBB ada sekitar lima bulan retribusi tidak dipungut pemerintah, alias digratiskan juga ada bantuan sembako kala itu, tapi kini belum ada sama sekali," katanya.

Ia berharap jika APBD masih bisa dipergunakan, alangkah baiknya bantuan diberi berupa uang tunai yang diyakini mampu menutup modal yang kini mulai terbenam karena sepi pembeli.

Ia juga berpesan maaf kepada pembeli karena tingginya harga yang kini didengar di pasar bukan untuk mencari untung berlipat.

“Kepada pembeli kami mohon maaf, sebut saja misalnya modal Jaket Seken dulu sekitar Rp2,5 juta, kini terpaksa kami order dengan modal Rp4,5 juta, pandemi membuat stok barang jadi langka, distribusinya juga kian sulit, inilah kondisi sebenarnya, kami harap pembeli maklum dan tetap berkunjung ke Kota Bukittinggi khususnya Pasar Butik Seken ini," ujarnya.

Bos Martin bersama pedagang di kawasan Pasar Butik telah berkomitmen untuk mencegah lahirnya klaster baru, menurutnya sejak Februari 2021 telah ada pertemuan dengan aparat kepolisian dan Satgas COVID-19.

“Kami sudah berjanji patuh protokol kesehatan, pedagang kompak memakai masker, kepada setiap calon pembeli, juga kami pintakan hal serupa, komitmen kami tidak ada klaster di pasar,” kata dia.

Bagi Bos Martin, setiap kebijakan pemerintah dianggap jalan terbaik, manut dan patuh, adalah kunci, mereka pantang mengeluh ke penguasa selaku pemegang kebijakan.

“Sebelum PPKM Darurat, sudah dapat dikatakan ada harapan, Jual beli mulai merangkak ke garis normal,namun, kebijakan PPKM tidak pula kami sesali, kami yakin pemerintah juga sudah pusing menangani wabah ini. Kepada tuhan kami telah berserah diri, semoga wabah segera pergi” katanya.***1***