Warga Pariaman diminta tingkatkan kewaspadaan pascagempa

id gempa bumi,bmkg,pariaman

Warga Pariaman diminta tingkatkan kewaspadaan pascagempa

Wali Kota Pariaman, Sumbar Genius Umar. (ANTARA/Aadiaat M. S.)

Pariaman (ANTARA) - Wali Kota Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar) Genius Umar mengimbau warga di daerah itu untuk meningkatkan kewaspadaan pasca gempa bumi yang terjadi beberapa kali dalam seminggu terakhir yang berpusat di Kepulauan Mentawai.

"Kita berada di daerah rawan bencana gempa bumi dan tsunami sehingga warga diminta untuk tetap waspada," kata Genius Umar usai memimpin Apel Gelar Pasukan Ketupat Singgalang 2021 di Pariaman, Rabu.

Diketahui pada Senin (3/5) dini hari atau pukul pukul 00.46 WIB terjadi gempa bumi dengan magnitudo 5.7 yang pusatnya berada di Kepulauan Mentawai yang guncangannya juga terasa hingga ke kabupaten dan kota di Sumbar termasuk Pariaman.

Lalu pagi tadi pada pukul 08.24.35 WIB juga terjadi gempa bumi dengan magnitudo 5,8 yang dimutakhirkan menjadi 5,7 M di wilayah Mentawai dan tak berpotensi tsunami yang juga dirasakan di daerah itu.

Ia mengatakan hingga saat ini pihaknya belum menerima laporan adanya kerusakan akibat gempa tersebut di Kota Pariaman.

"Kami berharap gempa tersebut tidak berdampak buruk pada bangunan fisik warga," katanya.

Dari pantauan di lokasi Apel Gelar Pasukan Ketupat Singgalang 2021 di Markas Polres Pariaman saat terjadi gempa kegiatan berhenti sejenak namun peserta tidak membubarkan diri karena berada di lapangan terbuka.

Namun, sejumlah warga dan karyawan kantor di lingkungan Polres Pariaman terlihat keluar dari bangunan untuk mengantisipasi gempa semakin kuat.

Sementara itu, salah seorang warga setempat Arsy Warsilah mengatakan awalnya dia berpikir guncangan tersebut bukan gempa namun sedang pusing.

"Tapi semakin lama guncangan semakin kuat, baru saya yakin itu gempa," kata dia.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa bumi tektonik dengan magnitudo 5,8 terjadi pada Rabu pukul 08.24.35 WIB, yang dimutakhirkan menjadi 5,7 M di wilayah Mentawai tak berpotensi tsunami.

"Hasil pemodelan menunjukkan gempa bumi tidak berpotensi tsunami," ujar Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno dalam keterangannya di Jakarta.

Episenter gempa bumi tersebut terletak pada koordinat 2,06 LS dan 99,59 BT , atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 1 km arah timur Kota Tuapejat, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, pada kedalaman 41 km.

Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi.