Lubuksikaping (ANTARA) - Masyarakat di Kecamatan Bonjol, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar) selama COVID-19 sukses melakukan budi daya tanaman kaktus dan telah banyak di ekspor.
"Penjualan kaktus selama COVID-19 tidak berpengaruh malahan omset masyarakat terus meningkatan," kata Camat Bonjol, Afnita di Bonjol, Jum'at.
Sebab selama COVID-19, masyarakat tidak ada keluar rumah dan memanfaatkan pekarangan rumah untuk budi daya tanaman kaktus.
Budi daya tanaman ini sudah berjalan selama 20 tahun, bermula dari salah seorang pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dari Kementerian Desa yang melakukan pembinaan terhadap kelompok tanaman kaktus, pada akhirnya berkembang sampai saat ini.
Setelah itu masyarakat memiliki ide untuk menjualkan kaktus secara online.
Kecamatan Bonjol termasuk daerah ketiga yang melakukan ekspor tanaman kaktus, setelah Yogyakarta dan Lembang.
Penjualan tanaman kaktus telah banyak di ekspor ke India, Vietnam, Brunei Darussalam, Malaysia dan Thailand.
Ia mengungkapkan, satu tanaman kaktus harganya bervariasi ada senilai Rp10 ribu hingga Rp100 juta. Dilihat dari segi bentuk jenisnya dan ukurannya.
Hasil penjualan tersebut sudah ada masyarakat yang memiliki kendaraan mobil serta motor.
Nagari yang paling banyak melakukan budi daya tanaman kaktus yakni Ganggo Hilia dan Ganggo Mudiak di Kecamatan Bonjol.
Ia berharap kepada seluruh Stakeholder Pemerintah Kabupaten Pasaman mendukung perkembangan tanaman hias agar menjadi icon nasional.
Tanaman kaktus di Bonjol Pasaman banyak diekspor
Penjualan tanaman kaktus telah banyak di ekspor ke India, Vietnam, Brunei Darussalam, Malaysia dan Thailand