Jakarta (ANTARA) - Bitcoin, mata uang digital kembali mencatatkan harga tertinggi yaitu mendekati Rp400 juta pada 27 Desember 2020 atau mengalami peningkatan lebih dari 400 persen dibandingkan harga pada Januari 2020 yang sekitar Rp90 juta.
"Bitcoin sekarang menjadi komoditas yang kian menarik dan secara harga sekarang 1 Bitcoin seperti memiliki satu unit apartemen di Jakarta, " ujar CEO Indodax Oscar Darmawan di Jakarta, Minggu.
Menurut dia, Bitcoin mencatatkan performa yang bagus di akhir tahun 2020. Selama Desember 2020 sendiri kenaikan Bitcoin hampir dua kali lipat dari Rp230 juta meningkat menjadi Rp400 juta.
Lompatan tinggi harga Bitcoin di akhir tahun ini benar-benar di luar prediksi. Awalnya, kenaikan harga Bitcoin diprediksi hanya sampai level 20.000 dolar AS atau setara dengan Rp308 juta (kurs Rp14.000) oleh banyak pihak.
Namun ternyata sebelum pergantian tahun, Bitcoin sudah melewati level harga tersebut bahkan menembus Rp400 juta.
"Penyebab utama kenaikan signifikan harga Bitcoin karena permintaan yang masif. Banyak perusahaan asal Amerika Serikat (AS) yang memborong Bitcoin," ujarnya.
Misalnya perusahaan asuransi, Massachusetts Mutual Life Insurance, yang memborong Bitcoin senilai 100 juta dolar AS atau setara dengan Rp1,4 triliun. Perusahaan Wall Street juga mengumumkan telah berinvestasi senilai 530 juta dolar AS di Bitcoin.
Selain itu, lanjurnya, ada perusahaan teknologi, MicroStrategy, yang mengumumkan telah membeli Bitcoin tahap pertama senilai 250 juta dolar AS dan tahap kedua senilai 225 juta dolar AS.
“Permintaan masif terhadap Bitcoin tersebut memberikan dampak yang cukup besar terhadap kenaikan harga,” katanya.
Pembelian Bitcoin di seluruh dunia memang semakin mudah, selain banyaknya perusahaan exchange, PayPal juga ikut menyediakan fitur pembayaran Bitcoin.
Maraknya pembelian Bitcoin di seluruh dunia karena investor menganggap aset kripto dengan valuasi terbesar di dunia ini sebagai aset dengan performa terbaik di tahun ini dan sudah terbukti sejak 10 tahun terakhir terus menjadi aset dengan performa terbaik di tengah era digital ini.
Bahkan di saat pandemi COVID-19, Bitcoin terbukti tetap dapat menjaga performa nya dibandingkan aset investasi lainnya.
“Sekarang, orang sudah melihat fundamental Bitcoin yang terbukti sejak 10 tahun terakhir dan menjadi nilai lindung inflasi yang baik,” ujar Oscar Darmawan.
Dengan lompatan harga yang terjadi saat ini menjadikan Bitcoin sebagai komoditas investasi yang paling menguntungkan bila dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya seperti deposito, logam mulia, saham, maupun surat utang bahkan properti.
Menurut dia, permintaan Bitcoin terus meningkat di seluruh dunia sementara suplainya terbatas sehingga harga Bitcoin berpotensi ke depan akan terus naik secara jangka panjang bahkan beberapa perbankan dunia meramalkan harganya akan menembus lebih dari Rp1 milyar per 1 bitcoin.
"Ini membuat Bitcoin menjadi salah satu komoditas investasi yang paling menguntungkan dibandingkan instrumen investasi lainnya,” tutupnya.
Berita Terkait
PLN Dukung Sinergi Kementerian BUMN dan TNI, maksimalkan sumber daya hingga pengamanan aset
Rabu, 27 Maret 2024 11:51 Wib
OJK: Nilai aset kripto pada 2024 mencapai Rp48,82 triliun
Senin, 4 Maret 2024 20:36 Wib
Gubernur Sumbar ingatkan pentingnya optimalisasi aset untuk tambah PAD
Sabtu, 17 Februari 2024 7:46 Wib
Tim Pemkab Pasaman Barat inventaris aset negara yang belum bersertifikat
Minggu, 17 Desember 2023 16:21 Wib
Kejari Pasaman Barat luncurkan aplikasi SIKOMPAK upaya penyelamatan aset negara (Video)
Kamis, 7 Desember 2023 19:28 Wib
Menkeu lakukan koordinasi terkait aset negara di IKN maupun Jakarta
Rabu, 29 November 2023 13:46 Wib
Pemkab Pesisir Selatan gelar kegiatan Bimbingan Teknis Aplikasi Pengelolaan Aset Desa
Jumat, 3 November 2023 9:23 Wib
Sinergi BUMN, PLN-Pos Indonesia integrasikan rantai pasok logistik dan akselerasi kendaraan listrik
Rabu, 11 Oktober 2023 20:34 Wib