Padang (ANTARA) - Pemulihan (recovery) atau pemulihan kembali pariwisata Sumatera Barat dalam era normal baru lebih cepat dibandingkan skenario Kemenko Kemaritiman dan Investasi yang memperkirakan pergerakan pariwisata in city baru akan dimulai Juni-Juli 2020.
"Juni-Juli diperkirakan pergerakan wisatawan itu masih dalam kota, maka skenario dari kementerian itu adalah pariwisata in city. Tapi di Sumbar tahapannya melompat," kata Kepala Dinas Pariwisata Sumbar, Novrial di Padang, Senin.
Saat ini, katanya, pariwisata Sumbar sudah bergerak pada fase empat yaitu pergerakan wisatawan nusantara dari Jakarta bahkan dari luar negeri.
Beberapa wisatawan dari Jakarta sudah mulai menikmati keindahan alam Sumbar. Beberapa peselancar dari luar negeri juga sudah datang untuk menguji adrenalin di ombak Mentawai.
Novrial membeberkan, sesuai skenario, harusnya berdasarkan skenario yang dibuat, pada tahap II (Juli-Agustus) pergerakan wisatawan baru pada tahap menginap di luar kota dalam provinsi.
Kemudian pada tahap III, Agustus-September 2020 baru ada pergerakan wisatawan antara provinsi terdekat. Kalau Sumbar, bisa dari Pekanbaru, Jambi atau Bengkulu.
Pergerakan wisatawan nusantara dari Jakarta atau wisatawan asing diperkirakan baru akan terjadi pada November-Desember 2020 menyesuaikan dengan peralihan cuti libur lebaran lalu.
"Loncatan ini luar biasa, tapi kita harus ekstra waspada pula untuk memberikan keamanan dan kenyamanan bagi wisatawan," katanya.
Salah satu fasilitas yang diberikan Pemprov Sumbar untuk memberikan rasa aman dan nyaman itu adalah tes usap (swab) gratis baik bagi pelaku usaha pariwisata maupun wisatawan.
Ketua Umum Indonesia Hotel General Manager Association (IHGMA) chapter Sumbar, Soejoko menyebut tes usap untuk pegawai 23 hotel berbintang di provinsi itu sudah mulai dilakukan secara bertahap.
"Hari ini 350 orang pegawai dari delapan hotel yang mengikuti tes usap. Selanjutnya akan di tes lagi untuk pegawai 15 hotel lain," katanya.*