Inilah saat yang tepat tentukan arah kiblat

id perubahan arah kiblat,beirta sumbar,sholat,masjid sumbar,padang hari ini,bmkg,cara mengubah arah kiblat,Mekah,C

Inilah saat yang tepat tentukan arah kiblat

Sejumlah polisi berjaga di depan Kabah saat umat Islam menunaikan shalat berjamaah di 10 malam terakhir untuk mendapatkan malam Lailatul Qadar bulan Ramadhan masih di tengah mewabahnya COVID-19 di Masjidil Haram, Kota Suci Mekah, Arab Saudi, Selasa (19/5/2020). ANTARA FOTO/Saudi Press Agency/Handout via REUTERS/wsj.

Padang (ANTARA) - Pada 2020, meluruskan ulang arah kiblat kembali memiliki dua kesempatan waktu, tetapi pada waktu yang berbeda untuk wilayah barat dan tengah bagian barat Indonesia serta untuk wilayah timur dan tengah bagian barat Indonesia.

Untuk wilayah barat dan tengah bagian barat Indonesia, dua kesempatan itu adalah pada:

- 27-28 Mei 2020 pukul 16.18 WIB.

- 15-16 Juli 2020 pukul 16.26 WIB.

Adapun untuk wilayah timur dan tengah bagian timur Indonesia, dua kesempatan terjadi pada:

- 16 Januari 2020 pukul 06.29 WIT

- 28 November 2020 pukul 06.09 WIT

Catatan:

Untuk wilayah barat dan tengah bagian barat Indonesia, arah kiblat adalah sesuai arah bayangan dari benda yang digunakan sebagai panduan penentu arah Kiblat. Adapun untuk wilayah timur dan tengah bagian timur Indonesia, arah kiblat adalah arah berkebalikan (antipodal) dari bayangan benda yang dijadikan panduan penentu arah Kiblat.


Untuk kali kedua pada tahun ini, matahari tepat berada di atas Kabah, di Makkah, Arab Saudi. Tepatnya, pada Selasa (16/7/2019) siang waktu setempat. Dengan posisi matahari ini, umat Islam dapat menggunakannya untuk memeriksa ulang ketepatan arah kiblat untuk shalat sehari-hari. Peristiwa ini terkait upaya penentuan arah kiblat dikenal dengan sebutan Istiwa A'zam.

Situs Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, pada 2019 ada dua waktu matahari akan berada tepat di atas Kabah.

Sayangnya, kedua waktu tersebut terjadi saat wilayah Indonesia yang menggunakan satuan Waktu Indonesia Tengah (Wita) dan Waktu Indonesia Timur (WIT) sudah di rembang petang.

Solusinya, BMKG menyebut ada dua waktu lain yang juga bisa dipakai untuk melakukan kalibrasi arah kiblat, menggunakan waktu matahari di atas lokasi yang tepat berada di posisi kebalikan (antipodal) posisi Kabah di bola Bumi.

WAKTU DAN CARA KALIBRASI ARAH KIBLAT

Update untuk 2020:


Pada 2020, meluruskan ulang arah kiblat kembali memiliki dua kesempatan waktu, tetapi pada waktu yang berbeda untuk wilayah barat dan tengah bagian barat Indonesia serta untuk wilayah timur dan tengah bagian barat Indonesia.

Untuk wilayah barat dan tengah bagian barat Indonesia, dua kesempatan itu adalah pada:

- 27-28 Mei 2020 pukul 16.18 WIB.

- 15-16 Juli 2020 pukul 16.26 WIB.

Adapun untuk wilayah timur dan tengah bagian timur Indonesia, dua kesempatan terjadi pada:

- 16 Januari 2020 pukul 06.29 WIT

- 28 November 2020 pukul 06.09 WIT

Catatan:

Untuk wilayah barat dan tengah bagian barat Indonesia, arah kiblat adalah sesuai arah bayangan dari benda yang digunakan sebagai panduan penentu arah Kiblat.

Adapun untuk wilayah timur dan tengah bagian timur Indonesia, arah kiblat adalah arah berkebalikan (antipodal) dari bayangan benda yang dijadikan panduan penentu arah Kiblat.

SEBAGAIMANA penjelasan dari situs BMKG di atas, ada dua waktu matahari tepat berada di atas Kabah dan ada dua waktu lain matahari berada tepat berada di lokasi kebalikan Kabah di bola Bumi.

Dua waktu matahari tepat ada di atas Kabah adalah:

- 28 Mei 2019 pukul 12.18 waktu setempat atau pukul 16.18 WIB. Toleransi untuk melakukan kalibrasi adalah 26-30 Mei 2019.

- 16 Juli 2019 pukul 12.27 waktu setempat atau pukul 16.27 WIB. Toleransi untuk melakukan kalibrasi adalah 14-18 Mei 2019.

Adapun dua waktu antipodal Kabah adalah:

- 14 Januari 2019 pukul 00.30 waktu Makkah atau pukul 04.30 WIB. Toleransi untuk melakukan kalibrasi adalah 12-16 Januari 2019.

- 29 November 2019 pukul 00.09 waktu Makkah atau pukul 04.09 WIB. Toleransi untuk melakukan kalibrasi adalah 27 November 2019-1 Desember 2019.

Cara mengecek ulang arah kiblat berdasarkan posisi matahari ini?

Ketika matahari tepat berada di atas Kabah, BMKG memberikan cara pengecekan ulang arah kiblat adalah sebagai berikut:

1. Sesuaikan jam yang akan digunakan untuk kalibrasi arah kiblat ini dengan jam atom bmkg. Jam ini dapat diakses melalui alamat http://jam.bmkg.go.id/Jam.BMKG.

2. Gunakan alat yang dapat dijadikan tegak lurus pada tanah yang datar untuk kalibrasi arah kiblat ini. Alat ini bisa berupa bandul yang digantung atau tiang pancang atau dinding bangunan yang benar-benar tegak lurus terhadap tanah yang datar.

3.Lakukan proses kalibrasi sejak 5 menit sebelum waktu yang ditentukan di atas hingga 5 menit sesudahnya.

4. Perhatikan arah bayangan yang terjadi pada alat yang digunakan untuk kalibrasi arah kiblat ini.

5. Tarik garis dari ujung bayangan hingga ke posisi alat. Garis yang ditarik itu arah kiblat yang sudah dikalibrasi dengan posisi Matahari saat tepat berada di atas Kabah.


Proses kalibrasi menggunakan antipodal Kabah

Cara yang dipakai kurang lebih sama, menggunakan alat kalibrasi pada waktu yang ditentukan. Bedanya, arah kiblat adalah sesuai ujung bayangan, alias berkebalikan dari ilustrasi di atas.

PENJELASAN TEKNIS

Semua karena pergerakan semu matahari dari waktu ke waktu. Dalam setahun, matahari akan bergerak dari posisi 23,5º Lintang Selatan (LS) ke 23,5º Lintang Utara (LU) lalu kembali lagi.

Akibat gerakan itu, akan ada waktu matahari pada waktu tertentu berada tepat di atas lokasi tertentu dalam jalur lintasannya.

Salah satu lokasi yang tepat dilintasi pergerakan semu matahari ini adalah Kabah. Lokasi Kabah adalah 21º 25' 21" LU dan 39º 49' 34" Bujur Timur (BT).

Kabah di Masjidil Haram. Gambar diambil pada 31 Mei 2019.

Mengecek dan memastikan arah kiblat diperlukan bagi umat Islam yang dalam pelaksanaan ibadah shalat, yang dalam sehari ada lima kali shalat wajib.

Sebelum mengarah ke Kabah di Makkah, kiblat shalat umat Islam pernah pada suatu masa adalah Baitul Maqdis atau Masjidil Aqsa di Jerusalem, Palestina. Kiblat berubah mengarah ke Kabah terjadi pada 624 M seusai peristiwa Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW.

Ketepatan arah kiblat dari derajat lintang dan bujurnya memang tak eksplisit disebut di Al Quran. Perintah yang ada, siapa saja yang hendak shalat diminta menghadapkan muka ke arah ke arah Masjidil Haram.

Meski begitu, perkembangan sains pun mendapati, pergeseran setiap satu derajat arah bisa menyimpangkan ujung tujuan hadap sampai lebih dari seratus kilometer.

Dalam sejarah Islam di Indonesia, salah satu pelaku yang mengoreksi arah kiblat pada era teknologi belum semaju sekarang adalah KH Ahmad Dahlan.

Pendiri organisasi Muhammadiyah ini memelopori upaya mengoreksi arah kiblat Masjid Gedhe Kauman di Yogyakarta pada 1898, dimulai dari langgar keluarganya.

Selain memanfaatkan posisi matahari yang sedang berada tepat di atas Kabah, perhitungan arah kiblat dapat dilakukan menggunakan beberapa cara lain, termasuk memakai rasi bintang dan alat bantu seperti kompas.

Situs Masjid Agung Jami Malang, Jawa Timur, menyajikan rincian detail cara perhitungan arah kiblat ini, baik menurut mahzab Hanafi, Maliki, Syafii, dan Hambali, maupun perhitungan teknis rinci menggunakan beragam cara dan alat.

Merujuk penjelasan di situ, menggunakan posisi matahari yang sedang berada tepat di atas Kabah sebagai kesempatan mengecek arah kiblat disebut sebagai salah satu cara tradisional.

Peristiwa posisi matahari tepat di atas Kabah ini disebut sebagai istiwa a'zam. Metode lain yang juga masuk sebagai cara tradisional menentukan arah kiblat adalah menggunakan rasi bintang dan kaidah matahari terbenam.

Khusus pemanfaatan arah matahari terbenam ini sudah tidak lagi dianggap tepat tetapi masih dapat dipakai sebagai upaya (ijtihad) dengan sejumlah catatan. Karena, arah matahari terbenam di Indonesia berubah-ubah dari azimut 246 hingga 293.

Peristiwa matahari terbenam dapat digunakan sebagai sarana pengecekan ulang arah kiblat hanya apabila dapat dipastikan perbedaan sudut antara matahari dengan arah kiblat.

Nah, waktu yang relatif dapat menjadi patokan adalah peristiwa matahari terbenam yang terlihat dari Indonesia di posisi katulistiwa (peristiwa ekuinox) dan saat matahari terbenam di titik balik utara atau selatan (solstice).

Situs ini memuat pula penjelasan berdasarkan pendekatan perhitungan astronomi dan matematis, demikian pula cara modern yang memanfaatkan beragam peratan seperti kompas.