Akselerasi bisnis dengan pemanfaatan aplikasi digital

id aplikasi digital,revolusi industri, krisis, bisnis, pelaku usaha

Akselerasi bisnis dengan pemanfaatan aplikasi digital

Nasabah melakukan transaksi melalui aplikasi Mandiri Syariah Mobile di Jakarta, Senin (20/4/2020). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/hp. (ANTARA FOTO/NOVA WAHYUDI)

Untuk kelompok negara berkembang Indonesia berada pada peringkat keenam, di bawah Afrika Selatan, Brasil, Filipina, Meksiko, dan Tunisia,
Padang (ANTARA) - Perkembangan bisnis dewasa ini menuntut kreatifitas pelakunya dengan kemajuan teknologi informasi (IT) yang cepat terjadi. Kemajuan IT telah mengubah semua dan menembus batas lini kehidupan masyarakat. Hal itu ditunjukkan seiring dengan terus meningkatnya tren masyarakat menggunakan smartphone.

Sebagaimana hasil survei Lembaga Penelitian di Amerika Serikat, Pew Research Center tentang negara dengan orang dewasa terbanyak yang menggunakan smartphone. Hasil survei dengan 30.133 orang responden di 27 negara itu, menunjukkan dari seluruh orang dewasa pemilik HP di Indonesia, 42 persen memiliki smarphone, 28 persen punya HP biasa dan 29 persen tidak memiliki HP.

Untuk kelompok negara berkembang Indonesia berada pada peringkat keenam, di bawah Afrika Selatan, Brasil, Filipina, Meksiko, dan Tunisia. Masih dalam laporan penelitian itu, menunjukkan pertumbuhan pengguna smartphone di Indonesia lumayan tinggi. Pemakai muda untuk usia 18 hingga 34 tahun meningkat dari 39 persen menjadi 66 persen dari rentang 2015 sampai 2018.

Pemakai smartphone usia 50 tahun ke atas juga naik dari dua persen pada 2015 menjadi 13 persen pada 2018, seperti dilansir Tempo.co pada 4 Maret 2019 (Diunduh pada 7 April 2020).

Selain itu, sebagaimana data publikasi we are social pada 2018 mencatat data-data statistik berikut sebagai indikator perkembangan digital Indonesia. Dimana pengguna internet tercatat 132,7 juta, pengguna media sosial 130 juta dan pengguna aktif media sosial seluler sebanyak 130 juta.

Dari data di atas mengindikasikan, kemajuan teknologi informasi benar-benar dimanfaatkan masyarakat. Tentulah bukan hanya sekadar untuk memenuhi kebutuhan komunikasi saja. Namun banyak pula sebagai media atau sarana untuk akselerasi bisnis sesuai dengan perkembangan zaman.

Artinya bahwa konsumen dalam era sekarang tidak mau repot dengan waktu lama, semuanya ingin cepat dan instan. Tren gaya hidup masyarakat sudah semakin bergeser dengan kemajuan teknologi informasi.

Semuanya ingin kalau bisa selesai di ujung jari saja. Cukup duduk di rumah dan kantor atau suatu tempat. Kebutuhan tetap bisa dapat sesuai dengan apa yang diinginkan. Gaya hidup seperti ini sedang jadi tren masyarakat, tidak mau banyak waktu tersisa dan enggan banyak bergerak. Apalagi harus berhadapan dengan budaya antrean dan macet di jalanan.

Dari perubahan gaya hidup itu, tentu menuntut pula pada perubahan sistem bisnis yang diterapkan agar selalu bertumbuh sesuai perkembangan zaman. Pilihan yang tepat dan menjadi keharusan melakukan akselerasi bisnis dengan menggunakan beragam aplikasi digital. Banyak pilihan aplikasi yang disuguhkan saat ini dalam menunjang bisnis.

Kehadiran aplikasi digital dalam menunjang bisnis sangat berkontribusi penting di era sekarang dan masa mendatang dalam menggerakkan perekonomian. Karenanya dominan pelaku usaha sudah mulai menerapkan dan memanfaatkan beragam aplikasi digital.

Mulai dari pelaku usaha mikro, kecil dan menengah dan sistem bisnis secara konvensional mulai ditinggal berlahan bagi konsumen. Menjadi keharusan dan mutlak menggunakan aplikasi digital, bila bisnis ingin terus bertahan dan bahkan berkembang untuk menembus pasar lebih luas.

Meski hanya mengembangkan usaha di daerah kecil tetapi selama akses internet ada, maka produk bisa jangkau pasar lebih luas. Beberapa pelaku UMKM ketika diwawancarai dibeberapa kesempatan oleh penulis, begitu menyadari sangat dibutuhkan aplikasi digital dalam menunjang bisnis mereka untuk pemasaran lebih luas dan efektif.

Diantaranya owner Rendang Lokan di Padang, Oktavina mengatakan kalau masih mengandalkan sistem konvensional akan tergilas. Bisnis yang dikembangkan akan begitu-begitu saja dan sulit berkembang sesuai selera konsumen.

Sistem konvensional tidak bisa menjangkau banyak konsumen karena mereka yang harus datang ke oulet. Pelaku usaha kuliner ini, menilai meskipun produk yang disajikan enak, tapi dalam pemasaran cara konvensional maka lambat untuk berkembangnya.

Namun kalau sudah pemasaran menggunakan aplikasi, seperti facebook, instagram, twitter dan apalagi bisa bergabung pada aplikasi yang khusus layanan penjualan. Katakanlah bukalapak, tokepedia, blibli.com dan belanja.com serta banyak fanel aplikasi bisnis lainnya.

"Jika produk misalnya kuliner, ketika rasa sudah dapat oleh konsumen dan diakui dengan layanan cepat sehingga orderan akan berdatangan," ujar perempuan dengan dua anak itu.

Misalnya, produk rendang lokan ini tanpa memanfaatkan digital marketing melalui sejumlah aplikasi yang ada, mana mungkin dapat orderan dari perantau Minang atau konsumen di sejumlah provinsi di Tanah Air.

"Kita sangat merasakan kontribusi aplikasi digital dalam pengembangan bisnis. Meski berada di daerah tetapi produk bisa juga tembus pasar nasional," ujarnya sembari tersenyum.

Dalam bentuk apapun bisnis hari ini dan ke depan itu tidak bisa lepas dari pentingnya menggunakan aplikasi digital. Termasuk sektor jasa keuangan, seperti disampaikan Plt. Dirut Bank Nagari Syafrizal dalam sambutan pada HUT ke-58 tepat pada 12 Maret 2020, bahwa perusahaan yang hanya mengandalkan cara-cara konvensional bakal tertinggal oleh perusahaan yang telah menerapkan teknologi informasi dalam operasional bisnisnya.

Sebab, tren perubahan menuju era digital banking sedang terjadi seiring meningkatnya pengguna smartphone dan jaringan internet. Menghadapi kondisi tersebut, menurut Syafrizal, strategi signifikan yang sedang dan terus dikembangkan Bank Nagari ke depan senantiasa memperkuat kemampuan dan kehandalan daya dukung teknologi.

Kendati sejak beberapa tahun dukungan teknologi dengan fitur digital sudah sama yang dimiliki bank masa kini. Bank Nagari merupakan bank pembangunan daerah atau statusnya sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang sahamnya dari pemerintah kabupaten/kota dan provinsi.

Berkaitan dengan peran sebagai agent of regional development, kata dia, Bank Nagari terus mengembangkan digitalisasi layanan Pemda. Dalam kaitan itu, Bank Nagari kerja sama dengan Pemerintah Daerah se-Sumatera Barat telah melakukan digitalisasi atau elektronifikasi pengelolaan keuangan daerah, baik sisi pengeluaran maupun sisi penerimaan daerah.

Salah satunya aplikasi dikembangkan Nagari Digital Account (NVA) untuk mendukung peningkatan pendapatan daerah. NVA adalah produk digital banking Bank Nagari untuk memberikan penomoran identifikasi pelanggan perusahaan atau nomor identifikasi retribusi dan pajak daerah. Ini sudah diimplementasikan seperti Pemda Kabupaten Solok menetapkan 111 rekening NVA untuk retribusi dan pajak daerah di Bank Nagari.

Dari sisi Digital Banking, Bank Nagari juga sudah mempunyai layanan perbankan berbasis digital yang tergabung didalam N-DIGI diantaranya Nagari Mobile Banking. Nagari Mobile Banking ini dapat digunakan untuk melakukan sejumlah transaksi keuangan bagi nasabah yang meinginkan kemudahan secara online, dapat di akses langsung melalui perangkat mobile atau android.

Selain itu, sistem layanan Nagari Cash Management (NCM) yang digunakan untuk personal dan coorporate. Animo masyarakat Sumbar terus meningkat penggunaannya. Hal itu membuktikan lebih efesien dan efektif serta keamanan cukup terjaga.

Head Group Pemasaran Bank Nagari Cabang Padang, Mona Kardinal menyampaikan setiap kali melakukan transaksi di NCM akan dikirimkan kode OTP (one time password) melalui sms. Kode itu nanti yang dimasukkan untuk melakukan transaksi.

Kemudian bila menggunakan NCM, nasabah bisa melihat semua transaksi dari awal buka rekening. Fitur-fitur yang tersedia di NCM ada banyak yakni rekening koran, transfer, pembayaran uang sekolah, pembayaran billing seperti pembayaran PLN, PDAM, BPJS, token dan lainnya.

Sedangkan dari sisi penerimaan, Bank Nagari juga telah mengimplementasikan layanan Cash Management System (CMS), Host to Host PBB, Pajak Daerah Online dan Samsat online di kabupaten/kota se-Sumatera Barat.

Kepala Humas Bank Nagari M. Riza Harry Susanto sedang membuka aplikasi QRIS Bank Nagari di Padang, Rabu. (Antara/Mutiara Ramadhani)
Aplikasi digital penyelamat bisnis saat krisis

Penggunaan aplikasi digital dalam menyongsong revolusi industry 4.0 sangat penting dan langkah yang tepat. Termasuk bagi pelaku bisnis agar usaha tetap dapat bertahan dan beroperasi di tengah krisis menghadang.

Seperti saat wabah atau pandemi coronavirus atau Covid-19 melanda sejak akhir Maret 2020. Bila tidak berkembang beragam aplikasi digital yang digunakan, maka banyak pelaku usaha kecil dan menengah gulung tikar. Namun sebagian sudah menggunakan aplikasi digital dalam pemasaran sehingga masih tetap bertahan dalam merebaknya wabah corona.

Kepala Ekonom Bank CIMB Niaga Adrian Panggabean menilai sektor teknologi informasi (IT) punya peluang besar untuk tumbuh secara masif pada saat dan setelah pandemi COVID-19.

Menurut Adrian, saat ini sudah terlihat bahwa meski dunia mengalami kesulitan karena COVID-19, namun ada cara-cara yang terus dilakukan masyarakat untuk bisa tetap bekerja secara daring, misalnya dengan rapat virtual dan lainnya.

"Meski sulit, rapat saja sekarang kita banyak lakukan seperti ini (virtual). Ke depan kita bisa improve dengan cara begini," katanya dalam webinar bertajuk "Mendulang Profit dari Saham-Saham BUMN Pasca COVID-19" di Jakarta, seperti dilansir Antara, Minggu.

Saat ini, menurut Adrian, bahkan sudah banyak kantor-kantor yang tidak menyediakan meja dan kursi bagi para pekerjanya. Melainkan, hanya menyediakan ruangan besar dimana pekerja bisa memilih untuk duduk di mana pun.

Kondisi itu, menurut dia akan menyebabkan menurunnya permintaan sewa gedung. Misalnya, kantor yang tadinya membutuhkan luasan hingga 100 meter persegi mungkin dalam dua hingga tiga tahun ke depan hanya akan membutuhkan 50 meter persegi saja.

"Demand rental akan turun. Akibatnya, pembangunan gedung tinggi ke depan mungkin akan turun. Karena meeting saja bisa virtual sehingga sektor IT ini akan berkembang, sektor ini akan diuntungkan sekali," katanya.

Kepala Riset Koneksi Kapital Indonesia Alfred Nainggolan menambahkan saham-saham di sektor telekomunikasi, IT hingga konsumer akan cemerlang tahun ini. Pasalnya, pendapatan emiten di ketiga sektor tersebut akan tumbuh positif di tengah mewabahnya pandemi COVID-19.

"Pemulihan harga saham-saham telekomunikasi dan konsumer akan terjadi lebih cepat dibandingkan saham-saham sektor lainnya," tambah Alfred.

Dengan berkembangnya aplikasi digital sehingga proses pembelajaran disaat situasi dan kondisi darurat wabah corona, aktivitas belajar mengajar masih dapat dijalankan perguruan tinggi. Kehadiran aplikasi digital telah menyelamatkan ruang gerak isi alam raya ini.