Tingkat pengganggur di Pariaman 5,7 persen

id Pariaman

Tingkat pengganggur di Pariaman 5,7 persen

Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja Kota Pariaman, Sumbar Alfian Harun. (ANTARA /Aadiaat M.S.)

Pariaman (ANTARA) - Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja Kota Pariaman, Sumatera Barat Alfian Harun menyebutkan tingkat pengangguran di daerah itu pada 2019 mencapai 5,7 persen atau 4.233 orang dari 73.965 angkatan kerja.

"Jadi dari sekitar 93.222 jumlah penduduk Kota Pariaman ada 73.965 orang angkatan kerja dan 69.732 orang di antaranya sudah bekerja dengan jenis pekerjaan bervariasi," kata dia di Pariaman, Sabtu.

Ia mengatakan untuk menekan jumlah pengangguran di daerah itu pihaknya memperbanyak pelatihan keahlian dengan pembiayaannya dari pemerintah pusat guna menambah keahlian warga agar mudah mendapatkan pekerjaan.

"Kami sudah melaksanakan pendataan dan menanyakan tentang jenis pekerjaan apa yang diinginkan kepada warga yang belum mendapatkan pekerjaan guna diusulkan untuk melaksanakan pelatihan," katanya.

Ia menyampaikan pada pendataan tersebut setidaknya lebih dari 10 jenis pekerjaan yang diinginkan yaitu di antaranya menjahit atau tata busana dengan jumlah peminat 841 perempuan dan 18 laku-laki.

Lalu berwirausaha dengan jumlah peminat 323 laki-laki dan 447 perempuan, tata boga 16 laki-laki dan 728 perempuan, lalu komputer sebanyak 167 laki-laki dan 256 perempuan.

"Pada 2019 kami juga melakukan pelatihan untuk 172 peserta yang dananya bersumber dari APBD dan APBN," katanya.

Ia menyebutkan adapun jenis pelatihan tersebut yaitu teknisi komputer 10 orang, tata boga 10 orang, salon kecantikan 10 orang, produktivitas 50 orang, wirausaha baru 40 orang, serta Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Semarang dan Bandung dengan jumlah peserta 42 orang dan 10 orang.

Dari 172 peserta tersebut setidaknya 85 orang bekerja dengan orang lain sedangkan 61 orang membuka usaha secara mandiri, 15 tidak bekerja, empat orang merantau, dan enam orang melanjutkan sekolah atau kuliah.

Selain itu, lanjutnya pihaknya telah mengumpulkan sekitar 100 badan usaha di Kota Pariaman untuk meminta mengutamakan menggunakan tenaga kerja asal daerah itu karena warga di daerah tersebut telah dilatih dan memiliki keahlian.

Sedangkan untuk jangka panjang, tambahnya pihaknya memiliki program Satu Keluarga Satu Sarjana yang tujuannya untuk membekali generasi muda di daerah itu dengan ilmu pegetahuan sehingga tamat kuliah mendapatkan pekerjaan yang layak.