Program Sejuta Pohon "Benteng Tsunami" di Sumbar belum maksimal

id cemara udang, benteng alami, tsunami, gempa sumbar

Program Sejuta Pohon "Benteng Tsunami" di Sumbar belum maksimal

Sekretaris Utama (Sestama) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Harmensyah bersama Kepala pelaksana (Kalaksa) BPBD Sumbar Erman Rahman di Padang. (ANTARA SUMBAR/ Miko Elfisha)

Padang (ANTARA) - Sekretaris Utama (Sestama) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Harmensyah menilai pelaksanaan Program Sejuta Pohon sebagai benteng alami untuk tsunami di Sumatera Barat tidak berjalan maksimal karena banyak yang mati.

"Saya cek di Kota Padang banyak yang mati. Kesadaran untuk memelihara sepertinya belum ada. Padahal ini untuk keselamatan bersama," katanya di Padang, Selasa.

Ia mengatakan cemara udang yang ditanam itu sengaja dibibitkan dan dibawa ke Sumbar untuk benteng alami. Sayang jika disia-siakan.

Ke depan ia berharap semua pihak termasuk masyarakat, terutama yang berada di sekitar pantai agar bisa membantu pemeliharaan dan penjagaan cemara udang yang ditanam, karena manfaatnya sangat besar untuk menahan arus laut jika terjadi tsunami.

Kepala pelaksana (Kalaksa) BPBD Sumbar Erman Rahman mengakui banyaknya cemara udang yang mati dan meranggas di sepanjang pantai di Padang.

Menurutnya, hal itu karena penanaman belum mengaju pada teknis yang benar seperti perhitungan jarak dari bibir pantai dan penentuan titik lokasi.

"Banyak kita temukan cemara udang yang ditanam itu terlalu dekat ke bibir pantai hingga saat laut pasang, terendam semua hingga akhirnya mati," katanya.

Ada juga cemara udang yang ditanam di lokasi yang tidak tepat, di sekitar tempat nelayan berlabuh atau di sekitar lingkungan tempat anak-anak bermain sehingga mengganggu aktivitas masyarakat.

Ke depan, katanya, penanaman cemara udang itu akan dilakukan teknis yang benar dan koordinasi yang baik dengan berbagai pihak termasuk masyarakat setempat.