Ini peran guru bentengi murid dari radikalisme menurut Duski Samad
Padang Panjang, (ANTARA) - Akademisi Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang Prof Duski Samad menyampaikan para guru berperan strategis menjadi benteng penangkal radikalisme bagi anak didiknya di sekolah.
"Oleh sebab itu para guru harus paham terlebih dahulu soal radikalisme dan bisa mentransformasikan dengan baik kepada muridnya," kata dia di Padang Panjang, Kamis.
Ia menyampaikan hal itu pada sosialisasi antiradikalisme terorisme bertajuk ‘Harmoni dari Sekolah’ yang digelar Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sumatera Barat dihadiri guru TK/PAUD, SD dan SMP lintas agama Padang Panjang.
Menurutnya pada awalnya paham sesat masuk melalui kesesatan informasi yang masuk pada ruang publik yang tidak dicerna dengan baik oleh masyarakat.
“Semua informasi masuk begitu saja, dan sedikit sekali yang memiliki kesadaran untuk bertabayun atau mengecek kebenaran informasi itu, bahkan langsung dibagikan kepada pihak lain. Akibat yang pertama sudah keliru, seribu berikutnya menjadi seribu kesesatan informasi, ini jelas berbahaya,” kata dia.
Sejalan dengan itu Kepala Sub Direktorat Propaganda Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Kolonel Pas Sujatmiko mengatakan radikalisme merupakan hal yang membahayakan bangsa dan negara sebagaimana dirumuskan oleh BNPT.
“Yang pertama radikalisme dalam terminologi undang-undang antiterorisme adalah anti NKRI, yang kedua anti Pancasila, yang ketiga anti kebinekaan dan yang keempat adalah sikap yang selalu mengkafirkan pihak lain yang tidak sejalan dengannya,” kata anggota Paskhas TNI AU yang kini ditugaskan di BNPT.
Maka salah satu cara untuk mencegah radikalisme itu meluas adalah dengan memberikan sosialisasi kepada semua elemen masyarakat tentang betapa bahayanya radikalisme, kata dia.
"Guru-guru menjadi salah satu pintu gerbang untuk masuknya paham tersebut, tetapi sekaligus pintu masuk pula untuk mencegahnya. “Lewat guru , para murid akan mendapat pencerahan apabila guru-gurunya dicerahkan,” ujarnya.
Wali Kota Padang Panjang Fadly Amran mengimbau guru berhati-hati dalam menyikapi berbagai informasi yang berseliweran di media sosial.
“Tiap hari kita terima berita yang tidak semua terkonfirmasi. Bahkan banyak diantaranya yang sengaja dibuat untuk mengarahkan menjadi radikal. Maka jalan satu-satunya mencegah terpapar radikalisme adalah belajar dan mau mengonfirmasi kebenaran informasi yang diperoleh," kata dia. (*)
"Oleh sebab itu para guru harus paham terlebih dahulu soal radikalisme dan bisa mentransformasikan dengan baik kepada muridnya," kata dia di Padang Panjang, Kamis.
Ia menyampaikan hal itu pada sosialisasi antiradikalisme terorisme bertajuk ‘Harmoni dari Sekolah’ yang digelar Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sumatera Barat dihadiri guru TK/PAUD, SD dan SMP lintas agama Padang Panjang.
Menurutnya pada awalnya paham sesat masuk melalui kesesatan informasi yang masuk pada ruang publik yang tidak dicerna dengan baik oleh masyarakat.
“Semua informasi masuk begitu saja, dan sedikit sekali yang memiliki kesadaran untuk bertabayun atau mengecek kebenaran informasi itu, bahkan langsung dibagikan kepada pihak lain. Akibat yang pertama sudah keliru, seribu berikutnya menjadi seribu kesesatan informasi, ini jelas berbahaya,” kata dia.
Sejalan dengan itu Kepala Sub Direktorat Propaganda Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Kolonel Pas Sujatmiko mengatakan radikalisme merupakan hal yang membahayakan bangsa dan negara sebagaimana dirumuskan oleh BNPT.
“Yang pertama radikalisme dalam terminologi undang-undang antiterorisme adalah anti NKRI, yang kedua anti Pancasila, yang ketiga anti kebinekaan dan yang keempat adalah sikap yang selalu mengkafirkan pihak lain yang tidak sejalan dengannya,” kata anggota Paskhas TNI AU yang kini ditugaskan di BNPT.
Maka salah satu cara untuk mencegah radikalisme itu meluas adalah dengan memberikan sosialisasi kepada semua elemen masyarakat tentang betapa bahayanya radikalisme, kata dia.
"Guru-guru menjadi salah satu pintu gerbang untuk masuknya paham tersebut, tetapi sekaligus pintu masuk pula untuk mencegahnya. “Lewat guru , para murid akan mendapat pencerahan apabila guru-gurunya dicerahkan,” ujarnya.
Wali Kota Padang Panjang Fadly Amran mengimbau guru berhati-hati dalam menyikapi berbagai informasi yang berseliweran di media sosial.
“Tiap hari kita terima berita yang tidak semua terkonfirmasi. Bahkan banyak diantaranya yang sengaja dibuat untuk mengarahkan menjadi radikal. Maka jalan satu-satunya mencegah terpapar radikalisme adalah belajar dan mau mengonfirmasi kebenaran informasi yang diperoleh," kata dia. (*)