Kabut asap, satwa di TMSBK Bukittinggi masih baik-baik saja
Bukittinggi (ANTARA) - Kabut asap yang menyelimuti wilayah Bukittinggi, Sumatera Barat, sejak sepekan terakhir belum berpengaruh pada kondisi satwa di Taman Marga Satwa dan Budaya Kinantan (TMSBK).
"Kami rasa kabut asap di Bukittinggi belum berbahaya. Belum ada laporan dari tim dokter mengenai penurunan kesehatan satwa karena kabut asap," kata Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Bukittinggi Erwin Umar di Bukittinggi, Kamis.
Karena sepekan terakhir diselimuti kabut asap, satwa sudah diawasi secara lebih ketat terutama jenis primata karena memiliki kemiripan organ dengan manusia.
Di TMSBK terdapat sejumlah primata terdiri dari satu ekor orangutan, enam ekor siamang, dua ekor simpai dan empat ekor ungko.
Ia menerangkan sejak kabut asap mulai tampak di Bukittinggi tim dokter sudah mengambil langkah antisipasi dengan menambah pemberian vitamin dan menjaga persediaan air bagi satwa di kandang.
Penjaga satwa (keeper) juga ditugaskan untuk lebih sering memonitor perilaku dan kondisi satwa agar dapat diberi tindakan segera jika menunjukkan tanda-tanda sakit.
Kepala Bidang TMSBK Ikbal Bahal menambahkan biasanya jika hewan yang merasa terganggu baik karena sakit atau tidak nyaman dengan lingkungannya akan menunjukkan penurunan nafsu makan.
"Sampai sekarang satwa belum menunjukkan penurunan nafsu makan, masih normal seperti biasa namun tetap dipantau," katanya.
"Kami rasa kabut asap di Bukittinggi belum berbahaya. Belum ada laporan dari tim dokter mengenai penurunan kesehatan satwa karena kabut asap," kata Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Bukittinggi Erwin Umar di Bukittinggi, Kamis.
Karena sepekan terakhir diselimuti kabut asap, satwa sudah diawasi secara lebih ketat terutama jenis primata karena memiliki kemiripan organ dengan manusia.
Di TMSBK terdapat sejumlah primata terdiri dari satu ekor orangutan, enam ekor siamang, dua ekor simpai dan empat ekor ungko.
Ia menerangkan sejak kabut asap mulai tampak di Bukittinggi tim dokter sudah mengambil langkah antisipasi dengan menambah pemberian vitamin dan menjaga persediaan air bagi satwa di kandang.
Penjaga satwa (keeper) juga ditugaskan untuk lebih sering memonitor perilaku dan kondisi satwa agar dapat diberi tindakan segera jika menunjukkan tanda-tanda sakit.
Kepala Bidang TMSBK Ikbal Bahal menambahkan biasanya jika hewan yang merasa terganggu baik karena sakit atau tidak nyaman dengan lingkungannya akan menunjukkan penurunan nafsu makan.
"Sampai sekarang satwa belum menunjukkan penurunan nafsu makan, masih normal seperti biasa namun tetap dipantau," katanya.