New York, (ANTARA) - Kurs dolar Amerika Serikat (AS) menguat moderat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya dan pulih dari pelemahan awal terhadap safe-haven yen pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena data penjualan ritel AS yang lebih baik dari perkiraan mengurangi kekhawatiran bahwa ekonomi AS dapat menuju resesi.
Kekhawatiran atas resesi telah melonjak pada Rabu (14/8/2019), mendorong kenaikan mata uang Jepang terhadap greenback, setelah kurva imbal hasil surat utang AS terbalik untuk pertama kalinya dalam 12 tahun.
Namun, yen mundur pada Kamis (15/8/2019) setelah data menunjukkan penjualan ritel AS melonjak pada Juli, membantu meredakan kekhawatiran pasar keuangan tentang ekonomi AS, yang telah menikmati ekspansi terpanjang dalam sejarah negara itu.
"Dengan seluruh dunia meluncur ke jurang, angka penjualan ritel Juli menunjukkan konsumen AS bangkit kembali untuk menyelamatkan sekali lagi," Michael Pearce, ekonom senior AS di Capital Economics, mengatakan dalam sebuah catatan.
Penjualan ritel AS naik pada Juli karena konsumen membeli sejumlah barang bahkan ketika mereka mengurangi pembelian kendaraan bermotor, yang dapat membantu meredakan ketegangan pasar keuangan tentang kesehatan ekonomi AS.
Dolar naik 0,11 persen terhadap yen.
Indeks dolar AS, yang melacak greenback versus euro, yen, sterling dan tiga mata uang utama lainnya, naik 0,11 persen menjadi 98,095, mendekati level tertinggi dua minggu.
Pasar obligasi AS terus menunjukkan tanda kehati-hatian dengan imbal hasil obligasi pemerintah bertenor 30-tahun merosot ke rekor terendah di bawah dua persen dan obligasi pemerintah bertenor 10-tahun yang menjadi acuan turun ke palung tiga tahun pada Kamis (15/8/2019).
Pembalikan bagian dari kurva imbal hasil obligasi pemerintah AS minggu ini akan "akan bertahan selama periode waktu tertentu" yang akan diambil sebagai sinyal bearish untuk ekonomi AS, Presiden Federal Reserve St. Louis James Bullard mengatakan pada Kamis (15/8/2019).
Di tempat lain, mata uang crown Norwegia melemah setelah bank sentral negara itu, Norges Bank, mengatakan prospek kebijakannya sekarang lebih tidak pasti, meningkatkan keraguan apakah akan menaikkan suku bunga pada 2019 nanti.
Crown tergelincir mendekati level terendah 18 tahun terhadap dolar AS.
Dolar Australia naik 0,47 persen menjadi 0,6779 dolar AS setelah data menunjukkan ekonomi Australia telah menambahkan perkiraan 41.100 pekerjaan baru pada Juli.
Namun, ketika perang perdagangan China-AS menimbulkan kekhawatiran akan resesi global, bisnis menghadapi risiko terperangkap dalam lingkaran setan yang terjadi dengan sendirinya, seorang bankir bank sentral Australia memperingatkan.
Sementara itu, sterling naik 0,42 persen terhadap dolar AS, dibantu oleh penjualan ritel yang lebih baik dari perkiraan dan berita bahwa oposisi Partai Buruh Inggris telah memulai upayanya untuk menjatuhkan Perdana Menteri Boris Johnson dan menghentikannya mengambil Inggris dari Uni Eropa tanpa kesepakatan. (*)
Berita Terkait
Rupiah pada Jumat pagi melemah jadi Rp15.521 per dolar AS
Jumat, 1 Desember 2023 9:14 Wib
Rupiah Jumat pagi melemah jadi Rp15.563 per dolar AS
Jumat, 24 November 2023 9:12 Wib
Rupiah Kamis pagi melemah jadi Rp15.610 per dolar AS
Kamis, 23 November 2023 9:10 Wib
Rupiah pada Rabu pagi melemah 101 poin jadi Rp15.541 per dolar AS
Rabu, 22 November 2023 9:11 Wib
Rupiah Senin pagi menguat 89 poin jadi Rp15.404 per dolar AS
Senin, 20 November 2023 9:17 Wib
Rupiah pada Jumat pagi menguat jadi Rp15.531 per dolar AS
Jumat, 17 November 2023 9:19 Wib
Rupiah pada Rabu pagi menguat 195 poin jadi Rp15.500 per dolar AS
Rabu, 15 November 2023 9:12 Wib
Rupiah pada Selasa pagi menguat jadi Rp15.695 per dolar AS
Selasa, 14 November 2023 9:15 Wib