Wako : anak autis adalah karunia Tuhan

id hari autos sedunia

Wako : anak autis adalah karunia Tuhan

Wali Kota Padang Mahyeldi menyampaikan sambutan pada peringatan hari autis sedunia di Padang, Minggu (7/4) (Antara Sumbar/Humas)

Padang, (ANTARA) - Wali Kota Padang, Sumatera Barat Mahyeldi menyampaikan orang tua yang anaknya menyandang autis dan down sindrom tidak perlu bersedih karena itu adalah rahmat dan karunia Tuhan.

"Semua makhluk ciptaan Allah di muka bumi ini tidak ada yang sia-sia, pasti ada hikmah dan gunanya," kata dia di Padang, Minggu, pada peringatan Hari Autis dan Down Syndrome se Dunia.

Menurut Mahyeldi semua manusia pasti memiliki memiliki kekurangan dan di saat yang bersamaan juga memiliki kelebihan.

Pemkot Padang memiliki tanggung jawab mengayomi dan melayani seluruh lapisan masyarakat tanpa terkecual karena itu mari bersama-sama mewujudkan kepedulian dan perhatian kepada penyandang autis," kata dia.

Ia menyampaikan saat ini Kota Padang telah memiliki Pusat Layanan Autis yang berlokasi di Kampung Jambak, Gunung Sarik, Kecamatan Kuranji, yang memberikan diagnosis gratis bagi anak, pelatihan gratis bagi orang tua yang memiliki anak autis.

Pusat Layanan Autis (PLA) bertujuan memberikan layanan autis serta memberikan layanan terpadu sesuai dengan karakteristik anak dengan jenis layanan penilaiam, intervensi terpadu, pendidikan transisi dan layanan umum.

"Program di PLA dititikberatkan pada bagaimana mengajarkan kemampuan dasar mandiri untuk anak dengan autisme, seperti mandi, makan, minum, buang air kecil, buang air besar, melepas sepatu, dan memakai baju," kata dia.

Sementara Kepala Dinas Pendidikan Kota Padang, Barlius mengakan kompleksitas permasalahan yang dihadapi penyandang autis, mengharuskan pihak penyelenggara sekolah autis, menyediakan tenaga profesional dan tenaga teknis .

Akibatnya beban biaya masyarakat khususnya orang tua anak autis menjadi besar, maka menurut Barlius PLA ini merupakan jalan keluarnya untuk menghadapi kondisi tersebut.

"Penyandang autis memiliki hak yang sama dalam pendidikan, di beberapa program dan kegiatan, kita dibantu beberapa orang pakar dan relawan autis dan down sydrome internasional," ujar Barlius.

"Dan bahkan, banyak dari sekolah umum kita telah melaksanakan pendidikan inklusi," tambahnya.

Barlius menyebutkan saat ini Padang memiliki 45 TK, 104 SD dan 35 SMP inklusi yang menerima anak berkebutuhan khusus.

Kemudian dari sisi kurikulum tetap sama dengan sekolah biasa akan tetapi guru dilatih untuk mengajar anak berkebutuhan khusus.

Pada kesempatan itu dilaksanakan jalan santai diikuti penyandang autis serta unjuk bakat dan keterampilan.