BI: tekan defisit perdagangan solusi pengurangan utang luar negeri

id Mirza Adityaswara

BI: tekan defisit perdagangan solusi pengurangan utang luar negeri

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara pada Diseminasi Laporan Perekonomian Indonesia di Padang, Jumat 29/3) (Antara Sumbar/Ikhwan Wahyudi)

Padang, (ANTARA) - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara menilai salah satu solusi pengurangan utang luar negeri Indonesia adalah dengan menekan defisit neraca perdagangan.

"Kalau bisa defisit antara ekspor dengan impor terus diperkecil karena semakin besar defisit artinya kita makin besar butuh pembiayaan dari luar negeri," kata dia di Padang, Jumat pada acara Diseminasi Laporan Perekonomian Indonesia.

Menurut dia, kalau Indonesia bisa mengendalikan defisit neraca perdagangan maka artinya pembiayaan luar negeri untuk ekonomi Indonesia bisa lebih kecil.

"Cara untuk menekan defisit tersebut dengan meningkatkan eskpor, meningkatkan produksi dalam negeri hingga mengurangi impor bahan bakar fosil dan menumbuhkan sektor pariwisata," kata dia.

Mirza menyampaikan saat ini utang Indonesia dibatasi tidak boleh lebih dari 60 persen dari pendapatan domestik bruto dan ini mengacu kepada standar yang dipakai Uni Eropa.

"Tapi negara Uni Eropa yang utangnya di bawah 60 persen dari PDB hanya Jerman dan Indonesia saat ini angkanya 29 persen dari PDB," ujar dia.

Ia mengemukakan alasan kenapa Indonesia harus berutang ke luar negeri karena dana dalam negeri tidak cukup.

"Jika dijumlahkan total dana yang dimiliki perbankan di dalam negeri baru 33 persen dari total ekonomi Indonesia, artinya tidak cukup dan kalau mau membangun perlu dana dari luar negeri," katanya.

Pada sisi lain ia menyampaikan saat ini utang luar negeri Indonesia berada pada tingkat yang normal, tetapi yang menjadi perhatian adalah harus dibayar dengan valuta asing.

Oleh sebab itu utang luar negeri sebaiknya harus menghasilkan aktivitas ekspor agar menghasilkan valuta asing, kata dia.

Demikian juga pembangunan infrastruktur diharapkan akan bisa menunjang sektor ekspor , katanya menambahkan. (*)