BPN sebut Tabloid Indonesia Barokah sudutkan Prabowo-Sandiaga

id Sudirman Said,Tabloid Indonesai Barokah,BPN Prabowo-Sandi

BPN sebut Tabloid Indonesia Barokah sudutkan Prabowo-Sandiaga

Direktur Materi dan Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi Sudirman Said (tengah). (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/wsj./)

Jakarta, (Antaranews Sumbar) - Direktur Materi dan Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Sudirman Said menyatakan tidak risau atas peredaran ribuan eksemplar Tabloid 'Indonesia Barokah' pada sejumlah masjid di Ciamis dan Tasikmalaya, Jawa Barat.

Tabloid Indonesia Barokah berisi tulisan yang diduga menyudutkan pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno.

Sudirman, di Jakarta, Rabu, mengatakan penyebaran tabloid berisi fitnah yang menyudutkan paslon tertentu merupakan cara primitif dan bertentangan dengan prinsip Prabowo-Sandiaga yang menganggap pesta demokrasi sebagai ajang memberikan pendidikan politik bagi rakyat.

"Biar masyarakat lihat deh, itu cara-cara primitif menurut saya dan sudah dari awal saya mengatakan, ayo kita adu gagasan, adu kebaikan, adu pesan-pesan baik, jangan menyebarkan hal begitu. Biar masyarakat menilai. Nggak mungkin kan kita bikin sendiri, yang bikin kan pasti orang lain. Jadi biar saja," kata Sudirman pula.

Dia menjelaskan bahwa peredaran Tabloid Indonesia Barokah tidak akan menggembosi elektabilitas Prabowo-Sandi di pilpres nanti.

Justru sebaliknya, mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral ini menyebut pihak yang menyerang Prabowo-Sandiaga dengan membabi-buta adalah pihak yang takut kalah.

Menurutnya, masyarakat sudah cukup cerdas, karena tabloid bukan satu-satunya sumber bacaan. Mereka nonton tv, punya medsos, punya akses kepada jejaring internet, jadi pihaknya tidak terlalu khawatir dengan hal itu.

"Kalau menyerang terlalu bombastis, katanya yang menyerang itu tanda-tanda tidak secure. Saya pernah dengar penuturan seorang ahli perilaku hewan. Hewan yang menyerang itu, tanda hewan itu sedang tidak nyaman, sedang tidak aman. Jadi melakukan tindakan begitu," kata Sudirman pula. (*)