BNPB masih hitung kerusakan tsunami Selat Sunda

id tsunami Selat Sunda,Kerugian Tsunami Selat Sunda,BNPB

BNPB masih hitung kerusakan tsunami Selat Sunda

Pemandangan kawasan Kecamatan Sumur yang hancur diterjang gelombang tsunami Selat Sunda di Pandeglang, Banten, Selasa (25/12/2018). Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, korban meninggal dunia akibat tsunami yang melanda wilayah pantai sekitar Selat Sunda bertambah menjadi 222 orang. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/ama.)

Jakarta, (Antaranews Sumbar) - Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan kerugian akibat tsunami Selat Sunda yang melanda lima kabupaten masih dihitung.

"Dari perhitungan itu akan dihitung kebutuhan untuk masa rehabilitasi dan rekonstruksi sehingga pemerintah bisa menyiapkan anggaran," kata Sutopo dalam jumpa pers di Graha BNPB, Jakarta, Rabu.

Sutopo mengatakan salah satu kebutuhan mendesak dalam penanganan pengungsi di Kabupaten Pandeglang adalah hunian sementara atau lokasi pengungsian selain bangunan sekolah.

Menurut Sutopo, lebih dari 11 ribu pengungsi di Pandeglang mengungsi di 41 bangunan sekolah yang belum digunakan karena masa libur.

"Namun, Senin (7/1) mendatang murid-murid sudah mulai masuk sekolah sehingga para pengungsi perlu dipindahkan," jelasnya.

Sutopo mengatakan sebenarnya banyak pengungsi di Pandeglang yang mengungsi bukan karena rumahnya rusak melainkan trauma, apalagi ada informasi kemungkinan tsunami susulan.

"Karena itu, kebijakan Pemerintah Kabupaten Pandeglang, mereka akan dikembalikan ke rumahnya masing-masing," katanya.

Tsunami Selat Sunda terjadi akibat aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau pada Sabtu (22/12).

Lima kabupaten di dua provinsi terdampak tsunami tersebut, yaitu Pandeglang dan Serang di Provinsi Banten serta Lampung Selatan, Pesawaran dan Tanggamus di Provinsi Lampung. (*)