BPBD: pembangunan tapak SUTT di Solok Selatan ancam keselamatan warga

id Johny Hasan Basri

BPBD: pembangunan tapak SUTT di Solok Selatan ancam keselamatan warga

Kalaksa BPBD Solok Selatan, Johny Hasan Basri. (Antara Sumbar/Erik IA)

Padang Aro, (Antaranews Sumbar) - Pembangunan tapak Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat mengancam keselamatan sembilan Kepala Keluarga di Jorong Sampu.

Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solok Selatan, Johny Hasan Basri didampingi Sekretaris BPBD Sumardianto di Padang Aro, Selasa, mengatakan pembangunan tapak SUTT di Jorong sampu berada di puncak bukit yang cukup terjal, dan dibawahnya ada delapan rumah warga dengan sembilan kepala keluarga.

"Bukit seluas 20x20 meter itu sekarang mulai longsor karena di atas bukit sudah dibuka untuk tapak pembangunan SUTT, bila curah hujan tinggi dikhawatirkan longsorannya menimpa rumah warga," katanya.

Dia menyebutkan, warga sekitar yang merasa khawatir telah melaporkan ke pemerintah daerah, dan pihaknya bersama kepolisian dan TNI sudah meninjau ke lokasi.

Sekarang ini katanya, longsoran bukit tersebut ada dua arah dan sudah hampir sampai ke rumah warga.

"Bila curah hujan tinggi maka longsornya bisa menimpa rumah warga," ujarnya.

Dia mengimbau masyarakat sekitar agar waspada kalau hujan tinggi bila perlu mengungsi dulu untuk sementara demi keamanan.

Sementara itu Wali Nagari Lubuak Gadang Utara, Syafrudin mengatakan pihaknya bersama masyarakat dan perusahaan sepakat menghentikan sementara pembangunan tapak SUTT karena mengancam keselamatan warga.

"Pihak rekanan akan menemui masyarakat siang ini untuk membahas kemungkinan longsor dan mencarikan solusinya," katanya.

Dia menyebutkan, material longsor berupa bebatuan sudah sampai ke pekarangan warga sehingga membuat masyarakat khawatir.

Oleh sebab itu sementara pembangunannya dihentikan sampai ada solusi dari pihak perusahaan yang melaksanakan pembangunan.

Pihak perusahaan katanya, masih menunggu tim teknis dari Padang untuk mememui warga yang merasa terancam. (*)