Surabaya, (Antaranews Sumbar) - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi menyatakan sanksi yang diberikan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) kepada klub dan suporter harus memberikan efek jera agar kerusuhan tidak lagi terjadi.
Menpora Imam Nahrawi di Surabaya, Senin, mengatakan sanksi yang diberikan, selain memberi efek jera juga harus adil, tidak tebang pilih dan pilih kasih.
"Jika sudah diberi sanksi yang adil, harus diikuti. Tapi kalau tidak adil menjadi beban baru untuk konsolidasi antarklub dan antarsuporter," kata Imam saat ditemui usai menjadi pembicara di di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA).
Imam mengatakan dengan memberikan sanksi yang tegas dan memberikan efek jera, diharapkan membuat suporter Indonesia lebih dewasa dalam mendukung timnya.
"Kita ingin suporter di Indonesia damai dan bersatu," kata dia.
Terkait sanksi larangan menonton sepak bola di stadion selama seumur hidup yang diberikan PSSI untuk Dirigen Aremania Yuli Sumpil usai laga melawan Persebaya Surabaya beberapa waktu lalu, Menpora ingin hal itu menjadi pelajaran bagi suporter lain.
"Kalau PSSI sudah begitu tinggal kita lihat nanti kayak apa, semuanya tidak hanya berlaku untuk Arema, tapi semua klub dan suporter yang bertindak di luar regulasi dan ketentuan yang ada," ujarnya. (*)
Berita Terkait
Imam Nahrawi divonis 7 tahun penjara, KPK ajukan banding
Kamis, 2 Juli 2020 14:32 Wib
KPK sebut selama persidangan Imam Nahrawi tidak kooperatif mengakui fakta
Rabu, 1 Juli 2020 13:06 Wib
Imam Nahrawi divonis 7 tahun penjara
Senin, 29 Juni 2020 19:21 Wib
Jaksa KPK sebut Imam Nahrawi acuhkan temuan BPK soal anggaran Kemenpora
Jumat, 12 Juni 2020 19:55 Wib
Imam Nahrawi dituntut 10 tahun penjara, dinilai terbukti menerima suap Rp11,5 miliar dan gratifikasi Rp8,648 miliar
Jumat, 12 Juni 2020 17:28 Wib
Hari ini, Imam Nahrawi jalani sidang tuntutan
Jumat, 12 Juni 2020 13:43 Wib
Kasus Imam Nahrawi, Taufik Hidayat akui jadi kurir penerima uang
Rabu, 6 Mei 2020 16:57 Wib
Terungkap, mantan Sesmenpora pernah dimintai Rp5 miliar, kalau tak dikasih diancam copot
Rabu, 11 Maret 2020 14:18 Wib