Surabaya, (Antaranews Sumbar) - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengatakan pelaku penyerangan bom di Mapolrestabes Surabaya, Senin pagi merupakan satu keluarga.
Kapolri saat menyampaikan keterangan pers di Mapolda Jatim di Surabaya mengatakan dalam aksi bom bunuh diri itu, pelaku membawa dua sepeda motor dan bom peledak.
"Ada lima orang. Mereka ini masih satu keluarga, lagi masih diidentifikasi oleh kita," ujar Tito.
Dalam aksinya, lima orang itu meledakkan diri dan empat di antaranya meninggal dunia.
"Mereka mau masuk dan penjagaan cukup ketat, saat distop ada mobil anggota masuk kemudian ada ledakan. Empat orang meninggal, anak tersebut terlempar masih selamat," ungkapnya.
Tito mengungkapkan, saat ini anggota kepolisian mengalami luka, namun tidak meninggal dunia atas ledakan itu.
Tito mengemukakan, kelompok yang melakukan aksi di Polrestabes Surabaya merupakan bagian dari kelompok yang sama yang melakukan aksi di tiga gereja di Surabaya, Minggu (13/5), yakni kelompok sel Jamaah Ansharud Daulah (JAD) di Surabaya.
"Kenapa aksinya di Surabaya? Karena mereka menguasai daerah ini. Mengapa mereka melakukan aksi ini? Karena pimpinan mereka ditangkap. Instruksi juga dari ISIS sentral di Suriah," ucapnya.
Ia menilai, fenomena bom bunuh diri ini bukan hal yang baru, dan bom bunuh diri yang melibatkan wanita juga bukan hal yang pertama, namun aksi kali ini yang berhasil.
Pada Tahun Baru, pihaknya berhasil menghentikan bom bunuh diri oleh saudari Novi di Jakarta berhasil ditangkap dalam keadaan hamil dan dibawa ke Rutan Mako Brimob. Beberapa bulan kemudian yang bersangkutan melahirkan bayi.
Waktu melahirkan yang menolong dan mengurusi itu Sulastri yang merupakan Polwan. Dia juga ditahan di rutan itu.
"Ini fenomena serangan bunuh diri oleh wanita bukan yang pertama di dunia. India dulu dikalungkan bunga ternyata bahan peledak, Suriah dan Irak, termasuk di 'website' mereka ada," paparrnya.
Namun, fenomena menggunakan anak-anak baru pertama kali di Indonesia untuk usia sembilan dan 12 tahun.
"Di ISIS mereka sudah melakukan di Suriah menggunakan anak-anak. Memprihatinkan. Perkembangan seperti ini dan ini tidak terkait agama tapi ini terkait dengan jaringan dalam negeri, regional, Filipina dan Timur Tengah, kita akan bekerja lebih keras lagi untuk menangani ini," ucapnya. (*)
Berita Terkait
Pj. Wako Padang Panjang pimpin Apel gelar pasukan Ops Ketupat Singgalang 2024 di Mapolres
Rabu, 3 April 2024 14:33 Wib
Polisi Agam tangkap seorang pemuda membawa ganja siap edar
Jumat, 6 Januari 2023 14:06 Wib
Pria ini cabuli anak tiri saat istrinya bekerja sebagai buruh migran di Hongkong
Rabu, 23 Maret 2022 6:28 Wib
Tawuran Remaja Saat PPKM Di Tangerang
Jumat, 27 Agustus 2021 15:54 Wib
Rilis Tangkapan Kayu Ilegal Logging
Jumat, 23 Juli 2021 17:46 Wib
Monumen dari 1.000 knalpot bising ini segera dibangun di Mapolres Bukittinggi
Selasa, 22 Juni 2021 14:30 Wib
Bus Pariwisata Gracia diamankan di Mapolres Agam, sopir menghilang saat evakuasi
Kamis, 10 Juni 2021 10:13 Wib
Bongkar Praktik Pembuatan Senapan Angin ilegal
Kamis, 3 Juni 2021 18:01 Wib