UNBK SMP di Indonesia baru 62 persen, kata Mendikbud

id Muhadjir Effendy

UNBK SMP di Indonesia baru 62 persen, kata Mendikbud

Mendikbud, Muhadjir Effendy. (Antara)

Rata-rata daerah yang tertinggal di Sumbar tidak melakukan UNBK dan masih melaksanakan ujian nasional menggunakan kertas
Padang, (Antaranews Sumbar) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Muhadjir Effendy mengatakan saat ini pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) sederajat di Indonesia baru mencapai 62 persen dan perlu waktu lama mencapai 100 persen.

"Pelaksanaan UNBK SMP terkendala sarana dan prasarana pendukung. Apalagi sekolah tingkat pertama itu banyak yang berada di daerah tertinggal yang belum dapat akses listrik dan internet," katanya saat berkunjung ke Sumatera Barat (Sumbar), Kamis.

Karena itu untuk mencapai pelaksanaan UNBK 100 persen tingkat SMP masih akan butuh waktu yang panjang.

Meski demikian upaya untuk meningkatkan peserta UNBK SMP itu harus terus diupayakan setiap tahun dengan mendorong pihak terkait meningkatkan rasio elektrifikasi dan mengurangi blank spot atau area tanpa sinyal.

Pengentasan daerah tertinggal juga menjadi salah satu upaya agar UNBK SMP 100 persen bisa terwujud secara bertahap.

Ia mengatakan untuk 2019, pemerintah menargetkan UNBK tingkat SMP bisa meningkat hingga 80 persen.

Sementara jika dilihat pada pelaksanaan UNBK tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat, sudah cukup bagus. Memang belum sampai 100 persen, tapi hanya sedikit sekolah yang belum melaksanakan UNBK. Persoalannya sama dengan SMP, namun kondisinya agak lebih baik karena jumlah sekolahnya tidak sebanyak SMP.

Sementara itu Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit mengatakan di Sumbar memang masih terdapat sejumlah nagari atau desa yang tergolong tertinggal. Secara garis besar nagari itu tersebar di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Pasaman Barat, dan Solok Selatan.

"Rata-rata daerah yang tertinggal di Sumbar tidak melakukan UNBK dan masih melaksanakan ujian nasional menggunakan kertas," ujarnya.

Nasrul berharap kondisi fasilitas seperti komputer dan perangkat lainnya dapat dibantu kepada sekolah yang masih belum bisa melaksanakan ujian nasional berbasis komputer. Harapan itu sembari pemerintah di daerah melakukan persiapan seperti listrik.

Sedangkan terkait pelaksanaan UNBK di Sumbar, Nasrul menyebutkan sejauh ini berjalan lancar dan aman, meski ada beberapa kendala seperti mati lampu. Namun untuk persoalan mati lampu, telah diantisipasi oleh pihak sekolah dengan menyediakan genset. (*)