Warga Katiagan Pasaman Barat butuh jembatan penyeberangan sungai Batang Masang

id warga katiagan

Warga Katiagan Pasaman Barat butuh jembatan penyeberangan sungai Batang Masang

Masyarakat daerah tertinggal di Nagari Katiagan Kinali Pasaman Barat butuh pembangunan jembatan, karena saat ini masih menggunakan perahu tenaga manusia. Jika air sungai Batang Masang meluap masyarakat tidak bisa menyeberang. (Antara Sumbar/Altas Maulana)

Nagari Katiagan salah satu kecamatan tertinggal di kabupaten Pasaman Barat dengan jumlah penduduk lebih kurang 5.500 jiwa dengan mata pencarian menangkap ikan ke laut
Simpang Empat, (Antaranews Sumbar) - Warga daerah tertinggal Nagari Katiagan, Kecamatan Kinali, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat membutuhkan pembangunan jembatan karena salah satu transportasi menuju daerah itu masih menggunakan perahu tradisional atau ponton.

"Kami sangat butuh jembatan, tepatnya di Sungai Batang Masang sepanjang 85 meter dan di jembatan Teluk Bantiang dengan panjang 182 meter," kata Walinagari Katiagan, Endang Putra di Simpang Empat, Selasa.

Ia mengatakan masyarakat saat ini masih menggunakan ponton menggunakan tenaga manusia sebagai alat perlintasan aliran sungai.

Menurut dia, ponton dengan ukuran sekitar 6x5 meter itupun hanya bisa digunakan untuk melintaskan warga dan kendaraan roda dua.

Setiap harinya ratusan warga melakukan penyeberangan dengan dikendalikan oleh tiga orang petugas ponton, ujarnya.

Ia menyebutkan kondisi seperti ini sudah dirasakan puluhan tahun. Sebab ponton menjadi satu-satunya pilihan untuk sampai di Mandiangin dan Katiagan. Jika hujan, air sungai besar warga tidak bisa melakukan penyeberangan.

Ia mengakui memang sebelumnya masyarakat menggunakan jembatan darurat dengan panjang 182 meter dan lebar 1,2 meter namun saat ini jembatan tersebut sudah rusak.

Dua jembatan itu yang menghubungkan Jorong Mandiangin menuju Jorong Katiagan Kecamatan Kinali butuh pembangunan. Daerah tersebut menjadi tertinggal dan terisolasi karena jembatan tersebut menjadi penghubung dengan dua luar.

Untuk jembatanTeluk Batiang dengan panjang 182 meter tersebut akan dibangun tahun ini dengan anggaran dana desa (ADD). Diprediksikan pada tahun 2019 diharapkan jembatan tersebut rampung.

"Nagari Katiagan salah satu kecamatan tertinggal di kabupaten Pasaman Barat dengan jumlah penduduk lebih kurang 5.500 jiwa dengan mata pencarian menangkap ikan ke laut. Nagari ini menempuh dengan dua aliran sungai untuk menyemberang," katanya.

Sementara itu, Bupati Pasaman Barat, Syahiran ketika meninjau daerah tersebut beberapa waktu lalu mengatakan pada 2016 Jorong Katiagan memanfaatkan dana desa untuk melepaskan sejumlah daerah yang masih terisolasi namun tidak cukup dengan dana desa saja.

"Dana desa sangat bermanfaat bagi nagari atau desa untuk membangun infrastruktur yang masih tertinggal. Apalagi jika ditambah dengan dana nagari," katanya.

Menurutnya, secara geografis Nagari Katiagan sangat terisolasi karena akses menuju daerah seluas 19.600 hektare itu hanya bisa menggunakan perahu atau ponton karena dipisahkan oleh sungai besar.

Apalagi, akses dari pusat pemerintahan Kecamatan Kinali sekitar 35 kilometer, jarak dari Ibukota Kabupaten di Simpang Empat sekitar 45 kilometer dan dari Ibukota Provinsi Sumbar 195 kilometer.

Ia menyebutkan Nagari Katiagan sebelah barat berbatasan dengan Samudera Hindia itu 80 persen masyarakatnya bermata pencarian sebagai nelayan, 10 persen sebagai wiraswasta, lima persen usaha perkebunan dan lima persen sebagai guru atau PNS.

Persoalannya lagi-lagi akses darat menuju daerah itu tidak ada. Sehingga daerah itu berstatus sebagai nagari terisolasi.

Mengingat begitu pentingnya pembangunan akses transportasi maka Nagari Katiagan menyambut baik adanya dana desa yang digunakan untuk pembangunan daerah itu baik infrastruktur maupun kualitas sumber daya manusia.

"Khusus untuk jembatan Batang Masang kita butuh bantuan pemerintah pusat karena butuh banyak biaya dalam pembangunan jembatan itu," katanya.(*)