Mahasiswa Indonesia diajak Abraham Samad cegah korupsi

id Abraham Samad

Mahasiswa Indonesia diajak Abraham Samad cegah korupsi

Abraham Samad. (Foto Antara)

pemuda harus menjadi pilar terdepan dalam mengawal sistem demokrasi yang berjalan. Terlebih lagi bonus demografi Indonesia pada 2030 yang dinilai akan melahirkan sumberdaya manusia potensial sehingga di tangan pemuda lah maju mundur bangsa ini.

Palembang, (Antaranews Sumbar) - Mahasiswa di seluruh Indonesia diajak mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad untuk mencegah korupsi agar tidak terjadi penyelewengan uang negara.

"Generasi penerus harus bebas dari korupsi," kata dia di Palembang, Minggu.

Menurut dia, pemuda harus menjadi pilar terdepan dalam mengawal sistem demokrasi yang berjalan. Terlebih lagi bonus demografi Indonesia pada 2030 yang dinilai akan melahirkan sumberdaya manusia potensial sehingga di tangan pemuda lah maju mundur bangsa ini.

Pihaknya rutin berdiskusi dan seminar tentang pentingnya pencegahan korupsi tersebut kepada para mahasiswa di Indonesia termasuk Sumsel. Untuk Sumsel sendiri telah melaksanakan diskusi dengan mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang dan Unsri Indralaya.

Memang dalam pencegahan korupsi, menurut dia, yang perlu dibenahi permasalahan sistem yang ada. Walaupun orang bersih bila sudah masuk dalam suatu sistem bisa saja mereka tergelincir.

Oleh karena itu sistem perlu dibenahi agar dalam menjalankan organisasi sulit untuk terjebak, ujar dia.

Dia mengatakan, selain itu perlu adanya pendidikan dasar dari keluarga terutama pendidikan moral. Bila generasi penerus sudah memiliki dasar kehidupan yang baik maka korupsi akan dapat dihindari.

"Generasi muda perlu dipersiapkan untuk memimpin bangsa dimasa mendatang," jelas dia.

Sebelumnya ke Palembang Abraham Samad melalui Gerakan "Kami Indonesia" telah berdiskusi di kota pelajar Yogyakarta. Kemudian berlanjut ke Bandung dan Makassar sebagai lokasi roadshow.

Pewarta :
Editor: Hendra Agusta
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.